5 Perbedaan Tradisi Ramadan di Arab Saudi dan Indonesia

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Setiap negara mayoritas muslim memiliki tradisi yang berbeda dengan lainnya dalam menjalankan ibadah puasa selama Ramadan.

Negara-negara di Asia Tenggara yang non-Arab seperti Malaysia dan Indonesia juga memiliki tradisi yang berbeda.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu pula tradisi bulan Ramadan di tempat kelahiran Islam, Arab Saudi.

Tradisi Ramadan di Saudi

Di Saudi, pelaksanaan ibadah puasa memiliki sejumlah perbedaan dengan di Indonesia.





Berikut beberapa perbedaan tradisi Ramadan di Saudi dan Indonesia.

1. Tembakan meriam

Di Arab Saudi, ada sebuah tradisi menembakkan meriam saat Ramadan. Tradisi itu disebut meriam Ramadan atau Madfa al-ifṭā.

Tradisi meriam Ramadan berasal dari Mesir dan diterapkan di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Saudi.

Meriam ini akan ditembakkan saat Magrib sebagai tanda berakhirnya puasa di hari tersebut.

2. Restoran tutup siang hari

Tempat-tempat makan di Arab Saudi akan ditutup selama siang hari pada bulan suci Ramadan. Restoran baru akan buka menjelang buka puasa.

Hal ini berbeda dengan di Indonesia, di mana sejumlah restoran memilih tetap buka ketika siang hari. Namun, meski tetap beroperasi, restoran-restoran ini pada umumnya menutup kaca mereka dengan tirai sebagai bentuk toleransi terhadap umat Islam.

READ  Warga Mulai Padati Monas Jelang Pergantian Tahun

3. Tak ada seruan sahur maupun bedug keliling

Di Indonesia, masyarakat biasa berkeliling menabuh bedug untuk mengingatkan waktu sahur. Bukan cuma bedug, masjid juga akan mengumandangkan seruan-seruan pengingat waktu sahur.

Berbeda dari Indonesia, tak ada seruan maupun tabuhan bedug semacam itu di Arab Saudi. Pengeras suara masjid-masjid di Saudi tidak mengingatkan hal itu kepada masyarakat karena umumnya masyarakat tak tidur hingga waktu sahur.

4. Begadang hingga waktu sahur

Masyarakat Arab Saudi juga punya kebiasaan unik selama Ramadan. Masyarakat akan begadang usai salat tarawih hingga waktu sahur.

Karena suhu panas di Saudi, masyarakat cenderung menghabiskan waktu lebih lama di malam hari ketimbang di siang hari.

Oleh sebab itu, masyarakat biasanya baru akan tidur seusai subuh atau fajar.

Toko-toko juga biasanya buka dari malam hingga sahur karena semaraknya kehidupan di malam hari selama bulan puasa.

5. Merapikan rumah

Sebelum Ramadan resmi dimulai, masyarakat Saudi biasanya akan merapikan rumah mereka.

Bersih-bersih rumah ini dilakukan untuk menyambut para tamu yang akan berkunjung selama Ramadan.

(bac/isa)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250303195741-120-1204593/5-perbedaan-tradisi-ramadan-di-arab-saudi-dan-indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *