Heboh Penemuan Ikan Purba Coelacanth di Gorontalo, Ini Kata Pakar BRIN

Berita, Teknologi3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Warga Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dihebohkan dengan penemuan ikan coelacanth sepanjang 1 meter oleh nelayan. Namun, ikan purba seberat 41 kilogram itu ditemukan dalam keadaan mati.

“Nelayan kami warga Desa Imana [menemukan] ikan ini, namanya coelacanth, ini adalah ikan purba, ikan langka yang dilindungi,” kata Kepala Desa Imana, Isnain Talaban, Minggu (19/1).

Isnain mengatakan, nelayan bernama Oskar Kaluku, pertama kali menemukan ikan tersebut ketika melaut pada Kamis (16/1), sekitar pukul 16.00 WITA. Ia menuturkan ikan tersebut yang mendekati perahu Oskar.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu ikan dilihat ikan besar kaya menghampiri perahunya. Ketika dilihat, ikan sudah mendekati perahunya, Pak Oskar mengambil alat pancing namanya gancu kalau di sini, nelayan bilang ganjo, kemudian Pak Oskar ambil dengan gancu ini,” bebernya, melansir Detik.

Isnain mengatakan ketika sampai di darat, Oskar kemudian memperlihatkan ikan tersebut ke warga sekitar. Ia menyebut warga kaget melihat ikan berukuran besar tersebut.

Lantas, apa kata pakar mengenai penemuan ikan purba ini?

Peneliti Iktiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haryono menyebut penemuan ikan Coelacanth di Gorontalo tak mengejutkan, karena berdekatan dengan wilayah distribusinya, yakni Sulawesi Utara.

“Sebenarnya distribusi ikan coelacanth [Latimeria menadoensis] di laut sekitar Sulawesi Utara. Kemudian pernah terlaporkan di Biak. Dengan demikian untuk Gorontalo tidak terlalu mengejutkan karena masih dekat dengan Sulawesi Utara,” ujar Haryono kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/1).

Haryono menyebut ikan coelacanth tak hanya ditemukan di Indonesia. Ikan coelacanth jenis lain, Latimeria chalumnae, pernah ditemukan di Madagaskar pada 1938. Namun, yang pernah ditemukan di Biak adalah jenis Latimeria menadoensis.

Dikutip dari laman BRIN, ikan coelacanth pertama kali ditemukan pada 1938 di Kepulauan Komoro. Di Indonesia, pengamatan terhadap ikan ini dimulai pada 2005, terutama di perairan Sulawesi Utara.

Pada Agustus 2024, ekspedisi gabungan menggunakan RV Ocean Explore berhasil menemukan lebih dari 15 individu coelacanth di gua bawah laut di Kepulauan Talise, Sulawesi Utara. Penemuan ini menambah bukti bahwa perairan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia, merupakan habitat penting bagi coelacanth.

Ikan coelacanth diyakini sudah ada sejak zaman dinosaurus dan dapat hidup selama 100 tahun. Para ahli mengatakan betina coelacanth dapat hamil selama lima tahun.

Coelacanth yang kerap disebut fosil hidup telah ada selama 400 juta tahun. Awalnya ikan ini dianggap punah sebelum ditemukan di Madagaskar pada 1938.

Awalnya, para ilmuwan meyakini coelacanth bisa hidup hingga usia 20 tahun. Namun riset yang diterbitkan di Current Biology menyebut ikan ini bisa hidup selama seabad jika dihitung menggunakan teknik standar penanggalan ikan komersial.

Coelacanth yang merupakan hewan nokturnal disebut menua dengan lambat seperti penghuni laut lain misal hiu dan pari.

Ikan betina tidak mencapai kematangan seksual sampai akhir usia 50-an. Sedangkan yang jantan matang secara seksual di usia 40-69 tahun.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250120143828-199-1189256/heboh-penemuan-ikan-purba-coelacanth-di-gorontalo-ini-kata-pakar-brin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *