Studi Bongkar Polusi Udara Ternyata Bikin Orang Gagal Fokus

Berita, Teknologi5 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Sebuah studi terbaru mengungkap polusi udara dapat mengurangi kemampuan orang untuk fokus dalam mengerjakan tugas sehari-hari. Bahkan paparan singkat terhadap materi partikulat ternyata dapat menghalangi perhatian selektif dan pengenalan emosional.

Kemampuan seseorang untuk fokus pada tugas sehari-hari dipengaruhi oleh paparan jangka pendek terhadap polusi udara.

Para peneliti menganalisis data dari tes kognitif yang diisi oleh 26 partisipan sebelum dan sesudah mereka terpapar materi partikulat (PM) tingkat tinggi dengan menggunakan asap lilin, atau udara bersih selama satu jam.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications ini menemukan bahwa bahkan paparan singkat terhadap konsentrasi PM yang tinggi dapat memengaruhi perhatian selektif dan pengenalan emosi partisipan – terlepas dari apakah mereka bernapas secara normal atau hanya melalui mulut.

Hal ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi pada tugas, menghindari gangguan, dan berperilaku dengan cara yang sesuai secara sosial.

“Peserta yang terpapar polusi udara tidak pandai menghindari informasi yang mengganggu,” kata Dr Thomas Faherty dari University of Birmingham, salah satu penulis studi tersebut, melansir The Guardian, Jumat (7/2).

“Jadi itu berarti dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa menjadi lebih terganggu oleh berbagai hal. Belanja di supermarket adalah contoh yang bagus, mungkin Anda akan lebih mudah terdistraksi oleh pembelian impulsif saat berjalan di sepanjang lorong supermarket karena Anda tidak dapat fokus pada tujuan tugas Anda,” lanjut dia.

Studi ini juga menemukan bahwa para partisipan memiliki kinerja yang lebih buruk dalam tes kognitif yang mengevaluasi pengenalan emosi setelah terpapar polusi udara PM.

“Mereka lebih buruk dalam memahami apakah wajah itu takut atau bahagia, dan itu mungkin berimplikasi pada bagaimana kita berperilaku dengan orang lain,” kata Faherty.

“Ada penelitian asosiatif yang melihat polusi udara jangka pendek dan insiden seperti kejahatan kekerasan, terutama di kota-kota AS. Jadi, Anda bisa mengaitkan hal-hal tersebut secara tentatif, mungkin mengatakan bahwa alasannya adalah semacam disregulasi emosional.”

Studi ini menemukan bahwa memori kerja partisipan tidak terpengaruh, yang mengindikasikan bahwa beberapa fungsi otak lebih tahan terhadap paparan polusi jangka pendek daripada yang lain.

Polusi udara merupakan salah satu faktor risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan masyarakat secara global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan polusi udara di luar ruangan menyebabkan sekitar 4,2 juta kematian dini per tahun di seluruh dunia.

Para peneliti mengatakan temuan penelitian ini dapat memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang signifikan, termasuk untuk pencapaian pendidikan dan produktivitas kerja.

“Penelitian ini dilakukan pada populasi orang dewasa yang sehat secara klinis, yang berarti mereka memiliki kesehatan yang baik dan tidak memiliki masalah pernapasan atau neurologis secara klinik, kelompok tertentu lainnya mungkin lebih rentan terhadap efeknya,” kata Faherty.

“Semua orang menjadi lebih pintar seiring berjalannya waktu karena kita telah memberantas hal-hal yang membunuh kita dan juga kita memiliki nutrisi yang jauh lebih baik daripada 20 tahun yang lalu. Anda akan menemukan bahwa hal-hal seperti polusi udara menjadi lebih penting sebagai semacam penghalang bagi kesejahteraan kognitif atau IQ, karena semua hal lain telah diberantas.”

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek yang lebih besar yang akan menguji dampak dari berbagai sumber polutan, yang diharapkan para peneliti dapat membantu menginformasikan kebijakan dan langkah-langkah kesehatan masyarakat di masa depan.

“Proyek yang lebih besar, melihat berbagai sumber polutan yang lebih umum. Jadi seperti emisi memasak dan pembakaran kayu serta knalpot mobil dan produk pembersih, untuk mencari tahu apakah kita bisa mendorong kebijakan ke arah tertentu,” kata Faherty.

“Jika kita tahu bahwa produk pembersih menyebabkan sebagian besar masalah yang saya jelaskan, maka kita dapat mendorong kebijakan untuk memperbaiki hal-hal yang salah berdasarkan sumbernya, bukan hanya apa yang bisa kita ukur di udara setelah fakta,” pungkasnya.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250207201508-641-1195896/studi-bongkar-polusi-udara-ternyata-bikin-orang-gagal-fokus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *