Israel Berencana Gempur Situs Nuklir Iran, Timur Tengah Makin Gawat

Jakarta, CNN Indonesia —

Laporan intelijen Amerika Serikat menyimpulkan Israel mungkin sedang mempertimbangkan melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran tahun ini.

Laporan intelijen AS ini pertama diungkap oleh The Wall Street Journal (WSJ) pada Rabu (12/2) malam waktu AS.

Analisis intelijen yang dilakukan pada hari-hari terakhir pemerintahan Presiden AS Joe Biden ini menyimpulkan bahwa Israel telah mempertimbangkan serangan berskala besar terhadap situs nuklir Iran dan memanfaatkan kelemahan negara tersebut.

WSJ juga melaporkan Israel diperkirakan akan membujuk pemerintahan AS saat ini yang dipimpin Presiden Donald Trump untuk mendukung rencananya tersebut. Sebab, Trump dianggap Israel bakal ikut-ikutan rencana ini lantaran sang presiden telah menerapkan kebijakan keras dalam menghadapi Iran, musuh bebuyutan AS-Israel.

Sumber militer AS mengatakan kepada WSJ bahwa dukungan Amerika, termasuk dalam bentuk pasokan senjata, akan menjadi faktor krusial bagi Israel untuk berhasil menjalankan serangan ini.

Selain itu, dikutip Jerusalem Post, laporan tersebut juga menyebutkan Israel khawatir dengan keterbatasan waktu dalam melancarkan serangan ini. Sebab, peluang untuk menghentikan pengembangan nuklir Iran semakin menyempit.

Teheran dilaporkan kembali melancarkan pengembangan senjata kimia itu, terutama setelah AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 di periode pertama Trump menjabat. Trump juga telah menerapkan sanksi lagi kepada Iran.

Baik Kantor Perdana Menteri Israel maupun juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak memberikan tanggapan atas laporan ini.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan New York Post, Trump menyatakan bahwa ia lebih memilih menandatangani kesepakatan dengan Iran untuk menjadikannya negara non-nuklir daripada melancarkan serangan militer.

“Saya ingin ada kesepakatan dengan Iran agar mereka tidak memiliki nuklir. Saya lebih memilih itu daripada membombardir mereka habis-habisan,” ujar Trump.

“Mereka tidak ingin mati. Tidak ada yang ingin mati,” tambahnya.

(rds)

[Gambas:Video CNN]