Awal Bulan Puasa Ramadan 2025 Potensi Berbeda, Tapi Lebaran Sama

Berita, Nasional7 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Jakarta, CNN Indonesia

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah Cholil Nafis memprediksi awal bulan puasa Ramadan 2025 ini berpotensi berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah.

“Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda tapi lebaran sepakat bersama,” kata Cholil dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya @cholilnafis, Jumat (28/2). CNNIndonesia.com telah diizinkan untuk mengutip cuitannya tersebut.

Cholil menjelaskan aspek imkanur rukyat atau mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal berdasarkan kriteria Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) di Indonesia pada Jumat (28/2) hari ini hanya bisa terpenuhi di Aceh saja.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara hilal masih sulit terlihat di kawasan Jawa Timur dan daerah sebelah timur Indonesia.





Dalam kriteria MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.

“Pada Akhir Syakban, 28 Februari tinggi hilal di Jakarta sdh 4 derajat, elongasi (sudut antara titik pusat bulan dan matahari saat terbenam) 6,02 derajat. Kriteria MABIMS tinggi 3, dan elongasi 6,4. Sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3, elongasi 5,9 (elongasinya belum masuk kriteria MABIMS),” cuit Cholil.

Meski begitu, Cholil menegaskan jika ada hasil pemantauan (rukyatul) hilal yang muktabar atau otentik di Aceh, maka awal Ramadan potensi jatuh di Sabtu, 1 Maret 2025. Akan tetapi, ia menilai jika hasil pemantauan hilal tidak membuahkan hasil di Aceh, maka bukan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari sehingga puasa jatuh pada Minggu (2/3).

READ  Kurniawan Dukung Pilihan Kluivert soal Asisten di Timnas Indonesia

“Pemerintah bisa punya skenario, tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak,” kata dia.

Sebelumnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah prediksi hilal awal Ramadan dan memperkirakan awal Ramadhan jatuh pada 2 Maret 2025.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin juga telah memperkirakan pada ketinggian hilal penentu awal Ramadhan belum memenuhi kriteria pemerintah pada 28 Februari.

Thomas menjelaskan, posisi Bulan saat magrib pada 28 Februari 2025 di Banda Aceh berada di ketinggian 4,5 derajat dengan elongasi 6,4 derajat. Sementara di Surabaya, ketinggian Bulan 3,7 derajat dan elongasi 5,8 derajat.

Ia menambahkan, kemungkinan rukyat hilal gagal, sehingga 1 Ramadhan 1446 H berpotensi jatuh pada 2 Maret 2025. Kendati begitu, ia mengatakan agar semua pihak menunggu keputusan hasil Sidang Isbat yang akan digelar pemerintah.

Pemerintah baru akan menggelar Sidang Isbat penentuan awal Ramadan 1446 H pada Jumat (28/2) petang ini.

Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal puasa pada Sabtu, 1 Maret 2025, berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

(dal/rzr)


[Gambas:Video CNN]





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *