Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut pihaknya akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jabodetabek hingga 8 Maret untuk mengurangi intensitas hujan dan sebagai langkah mengatasi banjir.
“Operasi modifikasi cuaca ini, BNPB akan melaksanakan sampai tanggal 8 [Maret]. Mudah-mudahan dengan adanya OMC ini paling tidak hujan akan kita kurangi untuk hari-hari ke depan,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Selasa (4/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharyanto menyebut OMC akan dilakukan mulai hari ini, Selasa (4/3). Ia mengatkaan modifikasi cuaca akan berpedoman pada informasi peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sejumlah wilayah di Jabodetabek terendam banjir imbas tingginya curah hujan. Di Jakarta, BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 62 RT dan 4 ruas jalan masih tergenang banjir hingga Selasa (4/3) pukul 09.00 WIB.
BMKG mengatakan curah hujan dengan intensitas ekstrem masih mengancam wilayah tersebut hingga 10 hari kedua puasa.
KepalaBMKGDwikoritaKarnawati mengatakan kondisi cuaca ekstrem ini untuk beberapa hari ke depan akan sedikit mereda. Namun, diprediksi akan kembali meningkat pada Dasarian II atau 10 hari kedua bulan Maret.
“Karena fenomenanya masih akan berlanjut meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian nampaknya puncaknya di tanggal 11 [Maret]. Jadi berangsur-angsur meningkat lagi, sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” kata Dwikorita.
Dwikorita mengatakan hasil analisis BMKG, puncak cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada Dasarian II, mulai tanggal 11 hingga 20 Maret.
BMKG, dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan Periode 4-10 Maret 2025, mencatat pada 1 hingga 3 Maret telah terjadi banjir dan tanah longsor di Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, dan Kalimantan Selatan.
“Bencana hidrometeorologi ini masih berpotensi terjadi, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi yang berada di wilayah pesisir dan bertopografi yang curam,” ungkap BMKG.
Cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai daerah, termasuk Jabodetabek, terjadi karena beberapa kondisi dinamika atmosfer yang secara signifikan meningkatkan potensi hujan di beberapa wilayah.
Dinamika atmosfer itu di antaranya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin yang diperkirakan akan tetap aktif hingga sepekan ke depan. Faktor-faktor ini disebut mampu meningkatkan aktivitas konvektif di Indonesia.
(lom/dmi)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250304112317-641-1204787/jabodetabek-banjir-bnpb-modifikasi-cuaca-hingga-8-maret