Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksiĀ hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi berlanjut hingga 10-11 Maret mendatang. Simak prediksinya.
Menurut BMKG curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hingga 11 Maret mendatang, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Karena fenomenanya masih akan berlanjut meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian nampaknya puncaknya di tanggal 11 [Maret]. Jadi berangsur-angsur meningkat lagi, sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers pada Selasa (4/3).
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, potensi curah hujan tinggi ini disebabkan oleh gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin yang diprediksi tetap aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua.
“Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem,” kata Guswanto.
Ia mengatakan analisis terbaru juga menunjukkan terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh, serta di selatan Papua.
Keberadaan sirkulasi siklonik tersebut menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku. Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan.
Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) juga terpantau di beberapa wilayah lain, di antaranya memanjang dari Pesisir Timur Riau hingga Kep. Riau, dari Sumatra Barat hingga Sumatra Selatan, dari Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Selatan Jawa Barat, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan, dari Laut Sulawesi hingga Kalimantan Timur.
Kondisi tersebut berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah ini dan dapat berdampak pada aktivitas maritim serta masyarakat pesisir.
Sementara itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang masih aktif di Kepulauan Papua turut memperkuat dinamika atmosfer di kawasan timur Indonesia. MJO sendiri berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas konveksi yang dapat memperbesar potensi hujan deras di sejumlah wilayah.
Di sisi lain, analisis labilitas lokal mengindikasikan potensi signifikan untuk perkembangan awan konvektif di berbagai daerah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, serta hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Labilitas atmosfer ini berperan dalam mendukung proses pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore atau malam hari.
“Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan,” pungkas Guswanto
(lom/dmi)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250306100918-641-1205617/bmkg-prediksi-potensi-curah-hujan-tinggi-masih-lanjut-hingga-11-maret