Bentrok Milisi vs Rezim Assad di Suriah Tewaskan 1.000 Orang, Ada Apa?

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Sebanyak 1.000 orang tewas di Suriah akibat bentrokan antara milisi pro-pemerintah dengan loyalis presiden sebelumnya Bashar Al Assad. Warga sipil, pasukan keamanan, hingga pendukung Assad tewas dalam bentrokan mematikan itu.

Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, langsung meluncurkan penyelidikan terhadap bentrokan yang terjadi di kota pesisir Latakia dan Tartous tersebut.

“Kami mengumumkan pembentukan komite pencari fakta terkait peristiwa di wilayah pesisir dan membentuk komite independen,” kata al-Sharaa dalam pidatonya pada Minggu (9/3).



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin Suriah itu mengatakan negaranya tengah menghadapi berbagai perpecahan, yang berpotensi pada perang saudara.





Dia menegaskan “sisa-sisa rezim sebelumnya” tidak punya pilihan selain segera menyerah, karena ia akan meminta pertanggungjawaban terhadap siapa pun yang terlibat dalam pertumpahan darah warga sipil.

Dia juga menegaskan komite independen yang telah dibentuk akan menyelidiki pelanggaran terhadap warga sipil, dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas bentrokan tersebut.

“Komite berhak menggunakan siapa saya yang dianggap tepat untuk melaksanakan tugasnya, dan menyampaikan laporannya kepada Presidensi dalam jangka waktu maksimal 30 hari sejak tanggal dikeluarkannya keputusan ini,” kata al-Sharaa.

Lantas, apa yang menyebabkan bentrokan antara milisi pro-pemerintah dengan pendukung rezim Assad di Suriah?

Penyebab bentrok

Dilansir dari NBC, pesisir Suriah merupakan “benteng” rezim keluarga Assad yang berjaya selama 53 tahun terakhir, sebelum aliansi pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan Assad tiga bulan lalu.

READ  Prabowo Targetkan Pendapatan Negara Rp3 Ribu T, Terbesar dari Pajak

Pasca penggulingan Assad, yang kini disebut telah melarikan diri ke Rusia, pemimpin HTS Ahmed al-Sharaa menjadi presiden sementara pemerintahan Suriah.

Akan tetapi, pantai barat laut Suriah tetap menjadi medan pertempuran yang terpecah-pecah di mana loyalis Assad menguasai desa-desa dan kantong-kantong wilayah terpencil.

Pemerintah Sharaa telah mengerahkan pasukan bersenjata ke wilayah itu untuk menegaskan kendali. Namun bentrokan sengit meletus pekan lalu hingga menewaskan ratusan orang.

Dalam beberapa video yang diunggah di media sosial, terlihat puluhan mayat bertumpuk di jalan yang berlumuran darah di Latakia. Di video lainnya, menunjukkan kendaraan militer bergerak lewat pedesaan di tengah ledakan dan tembakan.

Sebagian besar orang yang terbunuh disebut berasal dari sekte Alawite. Para wanita dan anak-anak juga turut jadi korban eksekusi regu tembak di pedesaan dekat Tartus.

Pada pekan lalu, orang-orang Sunni bersenjata yang loyal ke pemerintah, lalu melancarkan pembunuhan balas dendam. Banyak warga Alawi dibunuh di jalan-jalan atau di gerbang rumah mereka, rumah-rumah juga dijarah dan dibakar.

Alawi adalah sekte Islam yang dianut oleh keluarga Assad. Di bawah kepemimpinan Assad, kaum Alawi diangkat ke posisi-posisi penting di militer dan pasukan keamanan, sehingga menempatkan mereka sebagai elite dalam birokrasi negara dan aparat keamanan Suriah.

Bangkitnya HTS yang merupakan bekas afiliasi Al Qaeda dengan masa lalu yang ekstremis, memunculkan kekhawatiran di kalangan komunitas Alawi.

Doninasi Sunni menimbulkan “trauma” bagi kelompok minoritas seperti Alawi serta umat Kristen, Druze, dan Yazidi. Mereka disebut takut terhadap bangkitnya pemerintahan yang ekstremis.

(dna/bac)


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250310115355-120-1206975/bentrok-milisi-vs-rezim-assad-di-suriah-tewaskan-1000-orang-ada-apa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *