Wamendagri Minta Kepala Daerah Susun Mitigasi Atasi Cuaca Ekstrem

Berita, Nasional6 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Jakarta, CNN Indonesia

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengingatkan kepada para kepala daerah untuk melakukan langkah mitigasi bencana, menyusul Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi curah hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia pada kurun waktu 10 hingga 20 Maret 2025.

“Kami mengingatkan semua kepala daerah, di daerah-daerah rawan bencana, rawan banjir, untuk siap-siap memastikan sistem mitigasinya berjalan,” ujar Bima di sela peninjauan lokasi banjir di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/3).

Dirinya meminta kepala daerah agar dapat memastikan masyarakat tidak berada di lokasi rawan bencana ketika curah hujan sedang tinggi. Bima juga mengimbau agar setiap daerah memiliki mitigasi jangka pendek, serupa seperti Pemerintah Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski merupakan salah satu kawasan yang kerap dilanda banjir, masyarakat Desa Bojongkulur telah memiliki sistem mitigasi yang matang. Upaya tersebut juga didukung kolaborasi bersama organisasi atau komunitas, termasuk Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C).

“Jadi untuk jangka pendek, mereka sudah memiliki sistem informasi dan mitigasi yang menurut saya layak untuk ditiru daerah lain. Ada informasi yang dikelola melalui CCTV, melalui jalur sosmed, dan lain-lain, jalur komunikasi,” papar Bima.





Selain kedua upaya tersebut, langkah mitigasi lain yang juga bisa dilakukan adalah melalui sistem evakuasi yang diberikan tanda tertentu. Melalui berbagai langkah itu, diharapkan bencana banjir tidak berdampak terlalu signifikan bagi masyarakat.

READ  Sepeda Listrik Diskon Rp2,7 Juta di Transmart Full Day Sale Hari Ini

Bima mengingatkan, kepala daerah perlu betul-betul mewaspadai potensi terjadinya perubahan cuaca. Saat ini, kata dia, pemerintah pusat melalui sejumlah kementerian/lembaga tengah melakukan intervensi terhadap potensi terjadinya bencana, antara lain lewat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) didukung Pemda wilayah Jabodetabek.

“Memang pemerintah melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurai awan di atas laut ya, maupun di daratan untuk tidak turun begitu ya, dikurangi. Tetapi bagaimanapun juga sangat mungkin ada tetap curah hujan yang lolos dan kemudian menimbulkan banjir,” pungkas Bima.

(rir/rea)


[Gambas:Video CNN]





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *