‘Teror’ Cuaca Ekstrem, BMKG Perpanjang Operasi Modifikasi Cuaca

Berita, Teknologi8 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bakal memperpanjang operasi modifikasi cuaca (OMC) bakal diperpanjang hingga 20 Maret 2025.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati perpanjangan modifikasi cuaca ini merupakan langkah preventif dari pemerintah untuk menanggulangi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat cuaca esktrem.

Oleh karenanya, BMKG dan pihak-pihak terkait bakal melaksanakan OMC 24 jam non-stop hingga 20 Maret.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“OMC ini merupakan langkah BMKG dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Seluruh proses OMC dilakukan berdasarkan analisis data dan pemodelan atmosfer yang tepat agar berjalan dengan efektif,” kata Dwikorita di Jakarta, Jumat (14/3), melansir laman resmi BMKG.





Dwikorita mengatakan potensi cuaca ekstrem terjadi karena berdasarkan kondisi regional, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Pesisir Barat Sumatera membentuk belokan angin di sebagian besar wilayah Jawa Barat.

Pada akhirnya, belokan angin tersebut membentuk perlambatan kecepatan angin dan mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Sebelumnya, pada periode 4-8 Maret, BMKG juga telah melaksanakan modifikasi cuaca di wilayah Jabodetabek. Hasilnya, operasi yang dilaksanakan selama 24 jam non-stop berhasil mengurangi curah hujan 30-40 persen di wilayah operasi.

“Hasil ini sangat baik dan mampu meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir di wilayah Jabodetabek,” demikian keterangan BMKG.

Dalam kesempatan tersebut, telah dilaksanakan total 26 sorti penerbangan yang berlangsung selama 50 jam 17 menit. Dalam operasi ini total bahan semai yang digunakan mencapai 22.000 kg Natrium Klorida (NaCl) serta 4.000 kg Kalsium Oksida (CaO).

READ  Pejabat Lokal Sebut Kebakaran Los Angeles Bak Bom Atom Jatuh

Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menjelaskan modifikasi cuaca kali ini difokuskan pada pengamanan wilayah Jabodetabek, terutama di daerah yang terdampak banjir, dengan penyemaian awan yang dilakukan secara strategis di wilayah hulu guna mengendalikan curah hujan sebelum mencapai kawasan rawan banjir.

Selain itu, penyemaian juga dilakukan di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat untuk memutus pasokan uap air dari selatan yang berpotensi masuk ke wilayah Bogor.

“Tak hanya itu, awan-awan yang terbentuk di Perairan Laut Utara Jawa dan berpotensi bergerak menuju Jabodetabek pun turut disasar, guna memutus pasokan uap air dari utara. Langkah ini diambil untuk meminimalisasi risiko curah hujan tinggi di wilayah Jabodetabek dan mendukung upaya mitigasi banjir,” kata Seto.

Diperluas ke Jabar

Seto menjelaskan modifikasi cuaca juga dilakukan di Jawa Barat, mengingat peta prakiraan curah hujan dasarian II dan III Maret 2024 yang memprediksi hujan pada kategori tinggi-sangat tinggi di wilayah tersebut hingga akhir Maret 2025.

OMC Posko Jawa Jawa Barat beroperasi pagi sampai sore hari. Jika ada ancaman malam hari maka akan dibantu oleh Posko Jakarta. OMC ini merupakan respons atas kejadian pada dasarian I Maret 2025 di mana telah terjadi banjir di beberapa wilayah Jawa Barat seperti Bekasi, Bogor, Sukabumi, dan Karawang.

Pada tahap pertama modifikasi cuaca, NaCl disemai di langit Jawa Barat untuk mempercepat turunnya hujan di atas laut dan waduk. Operasi ini dilakukan agar hujan turun di wilayah yang diyakini aman dan mengurangi intensitas hujan yang jatuh di daratan.

Misalnya, jika diprediksi terjadi hujan lebat di Cirebon maka awan-awan yang terbentuk di laut akan disemai sehingga ketika mencapai daratan intensitasnya berkurang menjadi sedang.

READ  Penyebab Siswa Sukoharjo Keracunan MBG Diduga Akibat Ayam Tak Matang

Selain itu, jika terdapat awan berpotensi hujan lebat di daratan, seperti di Bandung, maka penyemaian dilakukan menggunakan CaO untuk mengurangi intensitas hujan. Dengan metode ini, hujan yang tadinya diprediksi sangat lebat dapat dikendalikan menjadi hujan sedang atau ringan, sehingga tidak menyebabkan banjir atau longsor.

“Untuk hari pertama 11 Maret telah dilakukan 2 sorti penerbangan dengan total durasi 3 jam 25 menit Dalam operasi ini total bahan semai mencapai 1.600 kg. Direncanakan ke depannya akan dilakukan 3 sorti perhari tiap sorti 800kg dengan durasi peerbangan 1.5-2 jam,” jelasnya.

Berdasarkan hasil analisis, Jabar berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan curah hujan lebat, angin kencang, dan petir. Jika modifikasi cuaca tidak dilakukan, risiko seperti banjir, tanah longsor, genangan air, serta gangguan aktivitas masyarakat akan meningkat, berpotensi merusak infrastruktur, menghambat mobilitas, dan menimbulkan kerugian ekonomi.

“Dengan OMC, intensitas hujan dapat dikendalikan lebih awal dan direduksi hingga 30-60% dari total prediksi curah hujan. Sehingga dampak bencana dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat lebih terjaga,” pungkasnya.

(dmi)

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250316224058-641-1209488/teror-cuaca-ekstrem-bmkg-perpanjang-operasi-modifikasi-cuaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *