Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
CEO Telegram Pavel Durov telah kembali ke Dubai, Uni Emirat Arab, usai menghadapi berbagai dakwaan di Prancis. Durov mengaku senang bisa kembali ke rumah setelah diizinkan pulang sementara ke Dubai oleh otoritas Prancis.
Durov sebelumnya ditangkap di Prancis tahun lalu dan sempat ditahan selama beberapa hari dan didakwa atas konten ilegal yang beredar di Telegram. Dia dibebaskan, tetapi tidak diizinkan meninggalkan negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada akhir pekan lalu, Durov kembali ke kembali ke Uni Emirat Arab, tempat dia tinggal dan berkewarganegaraan. Durov pulang ke rumah setelah mendapat izin dari hakim investigasi yang bertanggung jawab atas kasus tersebut untuk meninggalkan Prancis.
“Seperti yang mungkin telah Anda dengar, saya telah kembali ke Dubai setelah menghabiskan beberapa bulan di Prancis karena investigasi terkait dengan aktivitas penjahat di Telegram,” tulis Durov dalam sebuah posting di Telegram, melansir AFP, Senin (17/3).
“Prosesnya [investigasi] masih berlangsung, tetapi rasanya menyenangkan berada di rumah,” imbuhnya.
Durov dapat meninggalkan Prancis setelah para hakim investigasi – untuk periode 15 Maret hingga 7 April – membebaskannya dari kewajibannya di bawah pengawasan yudisial yang telah diberlakukan padanya setelah ia dibebaskan tahun lalu.
Sebelumnya, Durov ditangkap di Prancis pada Agustus tahun lalu atas dugaan serangkaian pelanggaran terkait Telegram. Ia sempat ditahan oleh otoritas setempat, walau pada akhirnya dibebaskan bersyarat.
Ia diharuskan melapor ke polisi dua kali seminggu dan dilarang meninggalkan wilayah Prancis, serta membayar uang jaminan sebesar lima juta euro.
Penangkapan Durov merupakan pertama kalinya pendiri perusahaan media sosial ditangkap karena konten di platform mereka. Dengan lebih dari 900 juta pengguna aktif, Telegram adalah salah satu aplikasi perpesanan teratas di dunia.
Setelah berhari-hari diinterogasi setelah penangkapannya, ia didakwa dengan beberapa tuduhan karena gagal mengekang konten ekstremis dan teroris.
Kutipan dari interogasi Durov pada bulan Desember melalui seorang penerjemah menunjukkan bahwa dia awalnya menyalahkan pihak berwenang Prancis karena gagal memperingatkan Telegram tentang dugaan aktivitas kriminal.
Namun, ia mengakui bahwa, ketika berada dalam tahanan, ia “menyadari keseriusan dari semua tuduhan itu”.
(dmi/dmi)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250317221814-185-1209918/dapat-izin-dari-pengadilan-bos-telegram-pulang-ke-dubai