Muktamar Luar Biasa dan Guncangan PBNU Era Gus Yahya

Berita, Nasional59 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah orang yang tergabung dalam Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU (PO & MLB NU) mengembuskan wacana muktamar luar biasa. Mereka menggoyang kepemimpinan Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Sikap dan keberpihakan jajaran kiai dalam polemik ini sangat berperan penting dalam meredam atau memperdalam gejolak di internal PBNU, mengingat pola kepemimpinan NU terjaring menyebar di berbagai pesantren.

Pengamat politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman, menilai gejolak di tubuh PBNU ini merupakan sisa ketegangan Muktamar ke-34. Menurutnya, konflik kubu Yahya dengan Said Aqil Siradj (SAS) belum usai.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisa-sisa konflik itu berpadu dengan dinamika internal PBNU. Yahya pernah memecat sejumlah tokoh NU, termasuk Marzuki Mustamar yang punya basis massa di Jawa Timur.

Selain itu, ada faktor Pilpres 2024. Airlangga mengatakan Yahya dan sejumlah kiai berbeda pilihan di pilpres lalu.

“Sebagian kubu SAS di Pilpres kan cenderung ke Anies-Muhaimin, sementara kelihatan ataupun tidak kelihatan, kubu PBNU itu ke Prabowo. Ini kemudian konflik berkembang seiring dengan eskalasi politik yang terus naik,” kata Airlangga saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (18/12).

Airlangga juga melihat ketegangan dipengaruhi oleh friksi PBNU dengan PKB beberapa waktu lalu. Ada sebagian tokoh PBNU yang masih memiliki kedekatan dengan PKB dan Muhaimin Iskandar.

Menurutnya, ada beragam pertarungan kekuatan yang terjadi saat ini di sekitar PBNU. Terlebih lagi, Muhaimin sudah punya posisi yang cukup tinggi di pemerintahan Prabowo.

READ  Sempat Unggul, Arsenal Ditahan Imbang Brighton

“Dalam konteks keseimbangan power yang sama-sama kuat dan juga kemudian gesekan politik, konflik, keseluruhan konflik itu masih berlangsung, maka kemudian mengarah pada poin yang seperti yang sekarang sedang berlangsung,” ujarnya.

Airlangga menilai memang gejolak internal di PBNU sudah terjadi sejak era Gus Dur. Namun, selama ini ketegangan hanya terjadi di muktamar yang dilaksanakan berkala. Baru kali ini gejolak menimbulkan wacana muktamar luar biasa.

Hal serupa juga disampaikan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati. Wasis mengatakan PBNU selama ini tak pernah mengalami gejolak internal sampai mewacanakan pendongkelan ketua umum.

“Yang tujuannya untuk mengubah struktur ke atas memang agak menarik untuk dilihat ya karena ini sesuatu yang baru terjadi kali ini. Di kepemimpinan sebelum-sebelumnya ini belum terjadi,” kata Wasisto.

Wasisto juga melihat hal ini dipicu oleh sejumlah pihak di PBNU yang kepentingannya tak diakomodasi oleh kepemimpinan Yahya.

Saat ditanya apakah konflik akan meluas ke akar rumput, Wasisto menyebut semua bergantung pada keberpihakan kiai-kiai. Menurutnya, pola kepemimpinan di NU itu tersebar di berbagai pesantren.

Konflik di tubuh PBNU, katanya, belum tentu meluas ke akar rumput jika para kiai melokalisasi konflik tersebut.

“Apakah nantinya MLB ini akan didukung sebagian besar kiai atau kiai-nya masih tetap pada kekuatan Gus Yahya ini. Di situ kuncinya,” ujar Wasisto.

Wasisto menyarankan pemerintah melihat dan menunggu saja di konflik PBNU ini. Dia berkata pemerintah sebaiknya tidak ikut campur hingga persoalan ini masuk ke ranah hukum. Pada saat itu, kata Wasisto, pemerintah baru bisa melakukan mediasi.

Kelompok pengusung MLB NU telah menggelar focus group discussion (FGD) pra muktamar luar biasa di Surabaya, Selasa (17/12). Beberapa tokoh yang pernah didepak Yahya terlihat hadir.

READ  PM Paetongtarn Shinawatra Berharta Rp6,4 T, Wajib Lapor KPK Thailand

Beberapa di antaranya adalah Marzuki Mustamar dan Abdussalam Shohib atau Gus Salam. Mereka mengklaim 100 orang pengurus NU di berbagai daerah ikut dalam FGD tersebut.

Kelompok itu mendalilkan Yahya Staquf telah melanggar anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) PBNU. Divisi Hukum dan Advokasi PO & MLB NU Jakfar Shodiq mengungkap kesewenang-wenangan PBNU di bawah Yahya mencopot pengurus daerah.

Dia menyebut PWNU Papua yang terpilih secara resmi dalam konferwil justru tidak ditetapkan secara resmi. Lalu PWNU Bangka Belitung tiba-tiba digantikan caretaker. Ada pula pemberhentian pengurus di Kalimantan dan Riau secara sepihak.

“Poin kesalahan yang fatal, yang pertama adalah menggiring organisasi ini kepada hal yang bersifat menjauhkan organisasi ini dari akar rumput warga Nahdliyin,” kata Jakfar, Surabaya, Selasa (17/12).

Jakfar mengatakan pelanggaran AD/ART ini sudah memenuhi syarat penyelenggaraan muktamar luar biasa. Jakfar mengatakan pasa 74 ART PBNU mengatur ketua umum dan rais aam harus diganti karena telah melanggar AD/ART.

Gerakan menggoyang kepemimpinan Yahya Staquf ini direspons oleh PBNU. Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menyebut tudingan-tudingan kelompok pro MLB itu sumir.

“Sumir sekali, aturan mana yang dilanggar dan pasal berapa? Kan ada waktunya nanti pengurus menyampaikan LPJ dalam muktamar mendatang. MLB harus memenuhi syarat sesuai AD/ART,” ujar Fahrur.

“Ini aneh saja, kalau memang forum resmi seharusnya terbuka saja dan bisa divalidasi apakah benar pesertanya memang pengurus yang sah,” imbuhnya.

Kelompok pengusung muktamar luar biasa NU saat ini melanjutkan konsolidasi mereka dengan agenda rangkaian sowan ke kiai-kiai sepuh, menjelang forum MLB NU yang bakal digelar 20-21 Desember di Surabaya.

(dhf/tsa)

READ  Sempat Ditolak Israel, Bantuan Rumah Mobil-Alat Berat Masuk Gaza

[Gambas:Video CNN]





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *