Tren Positif Hilirisasi Tembaga, RI Punya Posisi Strategis

Berita, Ekonomi53 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Perkembangan ekosistem hilirisasi tembaga di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hal ini sebagaimana hasil kajian terbaru Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti mengatakan, secara global Indonesia memiliki posisi strategis dalam peta tembaga dengan kepemilikan sekitar 3% dari cadangan tembaga dunia.

“Posisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan cadangan tembaga terbesar ke-10 di dunia dan produsen tembaga terbesar di Asia Tenggara,” ungkap Esther saat memaparkan hasil kajiannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Esther mengungkapkan, perkembangan positif ekosistem hilirisasi tembaga ini diperkuat dengan tren global menuju transisi hijau yang membuka peluang besar bagi Indonesia.

Menurutnya, konsumsi tembaga global diprediksi akan terus meningkat hingga 2035 dengan pertumbuhan rata-rata 14% sejak 2016. Prediksi ini terutama didorong oleh perkembangan industri kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan dalam beberapa tahun ke depan.

“Hilirisasi tembaga memiliki nilai strategis yang signifikan. Peningkatan nilai tambah dari hulu ke hilir sangat substansial, mulai dari pengolahan bijih tembaga menjadi konsentrat yang meningkat 2 kali lipat, hingga produk akhir berupa kabel listrik yang bisa mencapai 71 kali lipat nilai tambah,” tutur Esther.

Dari sisi ekonomi, lanjutnya, pengembangan industri hilir tembaga memiliki potensi dampak yang besar. Mulai dari nilai ekspor yang mencapai US$282 juta, hingga penciptaan lapangan kerja (253.583 lapangan kerja) dengan kontribusi terhadap GDP sebesar US$34,9 juta.

Selain itu, INDEF juga mencatat bahwa pembentukan ekosistem yang terintegrasi menjadi aspek krusial dalam pengembangan hilirisasi industri tembaga.

READ  Detik-detik KPK Korsel Masuk ke Area Kediaman Presiden Yoon

“Tanpa adanya ekosistem yang terintegrasi, sulit untuk mendorong hilirisasi karena membutuhkan keterkaitan antar sektor yang kuat,” kata Esther.

Adapun kajian INDEF juga menunjukkan bahwa ekosistem hilirisasi tembaga di Indonesia mulai terbentuk dengan baik, terutama setelah implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Hal ini terlihat dari terbentuknya rantai nilai yang melibatkan berbagai aktor utama, dari produsen hulu hingga pemain hilir, termasuk industri kabel listrik.

Esther menilai, peran negara melalui kebijakan yang tepat terbukti krusial dalam membentuk ekosistem hilirisasi. Ini membuktikan pentingnya state-led development dalam transformasi industri.

“Kebijakan pemerintah telah berkembang dari penetapan dasar hukum hingga penguatan ekosistem industri yang terintegrasi, dengan fokus pada keberlanjutan dan inovasi teknologi,” kata Esther menjelaskan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin, menekankan bahwa hilirisasi tembaga wajib memberikan manfaat kepada negara, sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Kita ingin proses nilai tambah yang panjang itu sebanyak mungkin memberi dampak bagi negara, untuk meningkatkan pendapatan negara, membuka lapangan kerja, dan membangun kemandirian (energi),” katanya.

Seperti diketahui, salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah melalui PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah dengan membangun smelter baru di Gresik, Jawa Timur.

Smelter ini, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024, merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain single-line terbesar di dunia. Smelter Gresik ini mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi sekitar 600.000 ton katoda tembaga.

Investasi PTFI sebesar Rp58 triliun dalam pembangunan smelter ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pengolahan tembaga nasional tetapi juga membuka peluang bagi tumbuhnya industrialisasi di Indonesia, khususnya di area Gresik. Beroperasinya smelter ini diperkirakan akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja, terdiri dari 1.200 pekerja kontraktor dan 800 karyawan PTFI.

READ  Frank Lampard Remehkan Ole Romeny Cs Usai Menang

(ory/ory)


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20241219130941-625-1179050/indef-tren-positif-hilirisasi-tembaga-ri-punya-posisi-strategis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *