AS Setop Selidiki Putin soal Invasi ke Ukraina

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Departemen Kehakiman Amerika Serikat diam-diam memutuskan keluar dari kelompok multinasional yang dibentuk guna menyelidiki Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina.

Sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan AS telah memberi tahu para pejabat Eropa bahwa pihaknya menarik diri dari Pusat Penuntutan Internasional untuk Kejahatan Agresi terhadap Ukraina.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok itu dibentuk untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin yang terlibat atas invasi Rusia ke Ukraina. Mereka yang masuk dalam daftar investigasi yakni Putin, pejabat Belarusia, pejabat Korea Utara, dan pejabat Iran.

Menurut sumber, keputusan penarikan diri ini akan diumumkan pada Senin (17/3) dalam sebuah email kepada staf dan organisasi induk kelompok itu, Unit Kerja Hukum Peradilan Uni Eropa atau yang dikenal Eurojust.





AS adalah satu-satunya negara di luar Eropa yang tergabung dalam kelompok tersebut.

Juru bicara Departemen Kehakiman AS sejauh ini belum memberikan tanggapan.

Selain keluar dari kelompok tersebut, AS juga disebut mengurangi kinerja Tim Akuntabilitas Kejahatan Perang di Departemen Kehakiman yang dibentuk pada 2022 oleh jaksa agung saat itu, Merrick B. Garland.

Tim ini dimaksudkan untuk mengoordinasikan upaya Departemen dalam meminta pertanggungjawaban Rusia atas kekejaman yang dilakukan ke Ukraina.

Selama masa pemerintahan eks Presiden Joe Biden, tim yang dikenal sebagai WarCAT ini berfokus pada menyediakan bantuan logistik, pelatihan, hingga bantuan langsung untuk jaksa penuntut dan penegak hukum Ukraina yang kewalahan dalam mengajukan tuntutan kejahatan perang Rusia ke pengadilan Ukraina.

READ  Luhut Pede Coretax System Bisa Tambah Penerimaan Negara Rp1.500 T

Pada Desember 2023, jaksa penuntut AS melalui tim ini menggunakan undang-undang kejahatan perang untuk pertama kalinya dalam nyaris 30 tahun guna mendakwa empat tentara Rusia secara in absentia karena menyiksa seorang warga AS yang tinggal di Kherson.

Keputusan AS untuk keluar dari kelompok ini sendiri diambil di tengah sikap AS belakangan yang melunak pada Rusia demi menyudahi perang negara itu dengan Ukraina.

Kendati begitu, sikap lunak ini justru tak ditujukan pada Ukraina, yang notabene sekutu AS. Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS malah balik badan dari Kyiv, termasuk dengan ‘menyerang’ Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Trump dan wakilnya, JD Vance, sempat terlibat adu mulut dengan Zelensky saat bertemu di Oval Office pada 28 Februari lalu. Pertemuan resmi yang disiarkan oleh berbagai media global itu berubah menjadi cekcok panas, di mana Trump dan Vance menuding Zelensky tak bersyukur dan cuma mau memperpanjang perang.

Pada kesempatan yang lain, Trump bahkan secara keliru menyebut Ukraina sebagai pihak yang memprovokasi Rusia sehingga invasi pecah.

Sejak kampanye, Trump memang berulang kali mengaku bahwa dia punya hubungan baik dengan Putin. Hal itu dia tunjukkan ketika bertelepon langsung dengan Putin pada 12 Februari lalu untuk membicarakan perang di Ukraina.

Pada Selasa (18/3) esok, Trump juga telah menjadwalkan untuk bicara dengan Putin mengenai proposal gencatan senjata yang diusulkan AS di Ukraina.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250317145212-134-1209764/as-setop-selidiki-putin-soal-invasi-ke-ukraina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *