Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan penyerapan 82,9 juta butir telur per hari untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).
Kepala BGN Dadan Hidayana menyebut kebutuhan protein dalam program ini sangat besar, sehingga dapat menjadi peluang bagi sektor peternakan dan pertanian nasional.
“Kalau nanti sudah melayani 82,9 juta, kalau Badan Gizi mengajak seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memasak telur, makan telur di hari yang sama, akan dibutuhkan 82,9 juta butir telur atau setara dengan 5.000 ton sehari,” ujar Dadan di CNBC Indonesia Food Summit 2025 di St Regis Jakarta, Rabu (19/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ia juga menyebut setidaknya dibutuhkan 120 juta ekor ayam petelur.
Dadan menekankan program besutan Presiden Prabowo Subianto itu tak hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat, tetapi juga berperan sebagai pembeli (off-taker) bagi produk-produk lokal, termasuk hasil peternakan dan pertanian.
“Jadi betapa substansialnya program Badan Gizi. Tantangan terbesar bagi MBG bukan bagaimana menyalurkan, karena itu pasti kami bisa lakukan. Tapi bagaimana memenuhi rantai pasok yang dibutuhkan oleh Badan Gizi ketika harus masak,” jelasnya.
Selain telur, Dadan merinci setiap satuan layanan MBG yang melayani 3.000 anak per hari juga membutuhkan 200 kg beras, 350 ekor ayam, 300 kg sayuran, 350 kg buah, serta 30-40 liter susu. Jika program ini mencapai target nasionalnya, maka kebutuhan bahan pangan setiap harinya akan meningkat secara signifikan.
Dadan juga menyoroti keberadaan BGN dapat meningkatkan nilai tukar peternakan di Indonesia.
Adapun saat ini, nilai tukar peternakan (NTPT) masih rendah karena keterbatasan pasar dan daya beli masyarakat. Dengan adanya MBG, Dadan mengatakan diharapkan peternak memiliki kepastian pasar yang lebih baik.
“Kelemahan pertanian di Indonesia saat ini adalah tidak adanya jaminan pasar. Makanya tidak heran kalau kita lihat nilai tukar peternakan hanya 100. Itu artinya, para pengusaha peternakan kalau berusaha hanya cukup untuk makan, tidak ada untuk investasi,” katanya.
Dadan berharap dengan adanya program MBG, NTPT bisa meningkat hingga 150, yang berarti peternak memiliki ruang lebih besar untuk berinvestasi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Ia mengatakan program ini juga membuka peluang bagi para pelaku usaha di sektor pangan untuk berkontribusi dalam rantai pasok bahan pangan bagi MBG.
“Kami berpikir dengan hadirnya Badan Gizi harusnya nilai tukar peternakan menjadi 150. Jadi ada 50 persen untuk investasi dan pendidikan. Makanya tidak heran para peternaknya tidak kaya,” ujar Dadan lebih lanjut.
(del/pta)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250319194417-92-1210814/badan-gizi-siap-serap-829-juta-butir-telur-sehari-buat-mbg