Bagaimana Cara Modifikasi Cuaca Bekerja ‘Redam’ Hujan?

Berita, Teknologi3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mulai 4 hingga 8 Maret. Hal ini dilakukan untuk mengatasi bencana hidrometeorologi, khususnya banjir.

“Saat ini kita mulai dari tanggal 4 sampai 8 Maret mengingat prediksi curah hujan masih cukup tinggi,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (4/3).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana cara modifikasi cuaca bekerja?

OMC atau yang juga dikenal sebagai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dikenal sejak 1977, dan kala itu lebhi sering disebut sebagai hujan buatan.





Ide OMC muncul saat Presiden Soeharto melihat pertanian di negara Thailand cukup maju. Setelah diamati, majunya pertanian Thailand disebabkan karena suplai kebutuhan air pertanian dibantu oleh modifikasi cuaca.

Menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo, dalam satu dekade terakhir frekuensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat, baik kebakaran hutan dan lahan, longsor, dan banjir. Sehingga pengaplikasian TMC berkembang untuk memitigasi bencana.

Tren permintaan TMC kemudian meluas sesuai kebutuhan, seperti penanggulangan kebakaran hutan dan pembasahan lahan gambut, penangulangan banjir dan pengurangan curah hujan ekstrem, hingga pengamanan infrastruktur dan acara besar kenegaraan.

Operasi Modifikasi Cuaca pada dasarnya dilakukan untuk mem-premature-kan kejadian hujan yang seharusnya secara alami turun di daerah target, potensi awan hujan dijatuhkan di luar target sehingga dapat mengurangi intensitas hujan di daerah target.

READ  Alonso Kenang Momen di Madrid, Kirim Sinyal Gantikan Ancelotti?

Hal ini dilakukan dengan memicu potensi awan hujan yang ada di atmosfer dengan menebar garam ke dalam awan hujan, sehingga bisa turun jatuh menjadi hujan di tempat tertentu yang diinginkan sesuai kebutuhan dan tujuan.

“Yang patut dicatat dan dipahami TMC ini meski orang mengenal dengan hujan buatan, tapi kami tidak bisa membuat hujan. Kalau kami diminta melakukan operasi TMC untuk mengisi waduk pada saat musim kemarau yang dalam kondisi kering dan tidak ada potensi awan, kami tidak bisa melakukan apa-apa, ini yang kita sampaikan terutama kepada stakeholder,” ujar Harsoyo, dikutip dari laman BRIN.

Lebih lanjut, Harsoyo mengatakan TMC sebenarnya sudah mulai dikembangkan dengan metode penyemaian dari darat melalui menara Ground Based Generator (GBG). Namun sejauh ini baru bisa diimplementasikan untuk pengisian waduk.

Hal ini dikarenakan menara ditempatkan di daerah topografi tinggi dan menggunakan bahan semai dalam bentuk flare yang dibakar dengan berisi garam KCL, fungsinya untuk menambah inti kondensasi jika dimasukan ke dalam awan.

“Memang ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Menara GBG ini biaya operasional lebih murah dan dapat beroperasi 24 jam. Tapi kekurangnya sifatnya statis, jadi operasi TMC hanya bisa dilakukan saat ada awan yang mendekat ke menara saja,” pungkasnya.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250305131951-641-1205313/bagaimana-cara-modifikasi-cuaca-bekerja-redam-hujan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *