Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat ke-47 pada Senin (20/1).
Ia dilantik dan mengucapkan sumpah jabatannya di Capitol Rotunda.
Trump berdiri dengan tangannya di atas Alkitab dalam Gedung Capitol AS dan mengambil sumpah jabatan untuk “melestarikan, melindungi, dan mempertahankan” Konstitusi AS, di hadapan Ketua Mahkamah Agung John Roberts.
Pelantikan tersebut menandai Trump menjadi presiden AS kedua yang kembali ke Gedung Putih setelah menjabat sebagai Presiden ke-45 AS (2017-2021).
Lalu berapa gaji Trump setelah dilantik menjadi presiden AS?
Gaji presiden AS selalu berubah di setiap era.
Pada era Presiden AS ke-33 Harry Truman, yang menjabat periode 1945 hingga 1953, gaji orang nomor satu di Negeri Paman Sam sebesar US$100 ribu atau sekitar Rp1,5 miliar (kurs Rp15.780 per dolar AS).
Jumlah ini kemudian meningkat pada masa kepemimpinan Presiden ke-37, Richard Nixon, yang meraih US$200 ribu atau sekitar Rp3,1 miliar per tahun saat menjabat pada 1969-1974.
Gaji presiden kembali melonjak saat Kongres AS menggandakannya pada 2001, bertepatan dengan awal masa jabatan George W Bush.
Terakhir, Presiden AS periode 2021-2024, Joe Biden menikmati gaji sebesar US$400 ribu atau sekitar Rp6,3 miliar per tahun.
Tak hanya gaji, presiden AS juga mendapat fasilitas eksklusif, seperti akses transportasi udara dengan pesawat khusus Air Force One dan Marine One, serta hunian mewah lengkap dengan berbagai fasilitas di Gedung Putih.
Presiden AS juga dilayani koki pribadi untuk menunjang keseharian mereka di ibu kota.
Menariknya, setelah masa jabatan berakhir, mantan presiden masih berhak menerima tunjangan.
Mereka menerima pensiun sekitar US$200 ribu atau sekitar Rp3,1 miliar per tahun, serta jaminan kesehatan, perjalanan dinas berbayar, dan kantor sebagai bagian dari hak-hak yang tetap terjamin setelah meninggalkan Gedung Putih.
(agt/agt)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250121071635-532-1189483/berapa-gaji-yang-didapat-donald-trump-usai-dilantik-jadi-presiden-as