Jakarta, CNN Indonesia —
Eropa sedang menghadapi kenyataan pahit gegara Amerika Serikat, tulang punggung aliansi pertahanan Atlantik Utara (NATO), siap angkat kaki dari organisasi ini.
Ketegangan hubungan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan kecenderungan AS ke Rusia membuat Eropa harus menyusun rencana baru jika Negeri Paman Sam menarik diri dari NATO.
Negara anggota NATO selama ini getol membantu Ukraina melawan invasi Rusia. Namun, di bawah pemerintahan Trump, AS melakukan efisiensi anggaran besar-besaran termasuk dari organisasi internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi itu tak menutup AS menarik diri dari keanggotaan NATO.
Apa jadinya jika NATO tanpa AS? Mampukah mereka bertahan?
CNN melaporkan NATO tanpa AS sama sekali tak akan berdaya.
Menurut data NATO, AS dan Jerman merupakan penyumbang terbesar anggaran militer, anggaran sipil, dan program investasi keamanan NATO, masing-masing hampir 16 persen.
Urutan selanjutnya disusul Inggris sebesar 11 persen dan Prancis sebesar 10 persen.
Namun, para analis mengatakan tidak perlu banyak upaya bagi Eropa untuk mengganti sumbangan AS yang hilang.
Direktur eksekutif Eropa dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) Ben Schreer mengatakan jika negara-negara Eropa bersatu dan membeli peralatan yang tepat mereka bisa menjadi pencegah konvensional dan nuklir yang serius bagi Rusia.
“Eropa sendiri [masih] punya kapasitas mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri, hanya masalah apakah [negara itu] bersedia melakukannya,” kata Schreer.
Selama lebih dari 75 tahun dan pemerintahan 14 presiden AS yang berbeda, termasuk pemerintahan Trump yang pertama, AS telah menjadi urat nadi yang menjaga aliansi ini tetap utuh.
Bersambung ke halaman berikutnya…
Secara konsep, militer Eropa bisa jadi tangguh.
Turki punya angkatan bersenjata NATO terbesar usai Amerika Serikat dengan 355.200 personel militer aktif.
Lalu, Prancis memiliki 202.200 personel, Jerman 179.850, Polandia 164.100, Inggris 141.100, Yunani 132.000, dan Spanyol 122.200 personel.
Turki juga punya banyak personel angkatan darat terbanyak dengan 260.200. Kemudian Prancis sebanyak 113.800, Italia 94.000, Yunani 93.000, Polandia 90.600, Inggris 78.800, Spanyol 70.200, dan Jerman 60.650.
Sebaliknya, ada sekitar 80.000 tentara AS yang ditugaskan atau dikerahkan ke pangkalan di negara-negara NATO pada Juni 2024.
Sebagian besar pasukan AS berada di Jerman dengan jumlah personel 35.000, di Italia 12.000 personel, dan Inggris 10.000 personel.
Beberapa negara NATO yang lebih besar juga memiliki persenjataan yang setara atau beberapa kali lebih baik dari yang dimiliki Rusia.
Ambil contoh kapal induk. Inggris memiliki dua kapal induk modern yang mampu meluncurkan jet tempur siluman F-35B.
Prancis, Italia, dan Spanyol memiliki kapal induk atau kapal amfibi yang mampu meluncurkan jet tempur.
Selain AS, Prancis dan Inggris juga memelihara kekuatan nuklir. Anggota NATO juga memiliki sekitar 2.000 jet tempur termasuk puluhan jet siluman F-35 baru.
Eropa mulai bertindak
Laporan Military Balance 2025 juga mencatat Eropa tengah mengambil langkah-langkah meningkatkan kekuatan militer tanpa bantuan AS.
Pada 2024, enam negara Eropa bersatu untuk mengembangkan rudal jelajah yang diluncurkan dari darat, mengambil langkah-langkah meningkatkan kapasitas produksi amunisi, dan mendiversifikasi basis pemasok mereka.
Negara-negara itu melirik Brasil, Israel, dan Korea Selatan sebagai sumber baru untuk perangkat keras militer.
Para analis mengatakan jika AS benar-benar menarik diri dari Eropa, mereka akan meninggalkan infrastruktur penting.
AS memiliki 31 pangkalan permanen di Eropa seperti fasilitas angkatan laut, udara, darat, serta komando. Jika mereka pergi, fasilitas itu akan digunakan negara terkait.
Namun, pengamat kebijakan luar negeri di William & Mary’s Global Research Institute, Moritz Graefrath mencatat infrastruktur tersebut tak akan hilang dari AS jika mereka menyesal menarik diri.
Dia juga mengatakan kondisi tersebut membuat sebagian besar infrastruktur militer AS tetap utuh untuk jangka waktu yang panjang.
“[yang memastikan] bahwa Amerika Serikat mempertahankan kemampuan melakukan serangan militer jika Eropa gagal merespons seperti yang diperkirakan,” kata Graefrath.
https://edition.cnn.com/2025/03/07/europe/nato-ukraine-survive-without-united-states-analysis-intl-hnk-ml/index.html
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250307183126-134-1206352/bisakah-nato-bertahan-jika-ditinggal-as-gegara-trump