BMKG Peringatkan Potensi Ancaman Gempa-Tsunami saat Mudik Lebaran

Berita, Teknologi3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Warga diminta tetap mewaspadai potensi bencana gempa dan tsunami saat momen libur Lebaran Idulfitri 2025/1446 Hijriah. Simak penjelasannya.

Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana gempa hingga tsunami beberapa kali terjadi saat musim libur hari raya, termasuk lebaran Idulfitri.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sejarah gempa BMKG mencatat bahwa setidaknya ada 13 kejadian gempa dan tsunami merusak yang pernah terjadi selama periode perayaan hari raya dan liburan,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/3).

13 kejadian gempa dan tsunami yang merusak itu yakni:





1. Tsunami Ambon 1674 (Imlek)
2. Gempa Semarang-Jepara 1821 (Natal)
3. Tsunami Banda Naira 1852 (Natal)
4. Tsunami Larantuka 1982 (Natal)
5. Tsunami Biak 1996 (Idulfitri)
6. Tsunami Aceh 2004 (Natal)
7. Gempa Bora Sulteng 2005 (Iduladha)
8. Gempa Pariaman 2009 (Idulfitri)
9. Gempa Palu Sulteng 2012 (Idulfitri)
10. Tsunami Selat Sunda 2018 (Natal)
11. Gempa Nias 2021 (Idulfitri)
12. Gempa Kep. Mentawai 2023 (Idulfitri)
13. Gempa Ransiki 2024 (Idulfitri)

Lebih lanjut, menurut Daryono, permasalahan yang dihadapi para pemudik pengguna moda transportasi darat meliputi kondisi spesifik wilayah, seperti geografi, geologi, serta risiko bencana gempa dan tsunami.

Apalagi, wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan gempa. Menurut Pusgen (2024), terdapat 14 segmen sumber gempa subduksi/megathrust dan 402 segmen sumber gempa sesar aktif. Gempa dan tsunami merupakan proses alam yang hingga saat ini kejadiannya belum dapat diprediksi sehingga dapat terjadi kapan saja.

READ  Xuan Son Datang, Vietnam Menang, Bek Thailand Tetap Tenang

Lebih lanjut, arus mudik lebaran tahun ini diprediksi akan meningkat. Moda transportasi darat mendominasi perjalanan pemudik menuju daerah rawan gempa, seperti Pulau Jawa yang memiliki 25 segmen sesar, zona Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki 49 segmen sesar, serta zona Sumatra yang memiliki 56 segmen sesar.

Sebagai upaya pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami, pemudik perlu memperoleh pembekalan pengetahuan mitigasi. Setidaknya ada sembilan hal penting yang perlu dipahami oleh pemudik sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap potensi gempa dan tsunami di jalur transportasi darat selama libur Lebaran, yaitu:

1. Gempa kuat dapat memicu rekahan permukaan (surface rupture) jalan raya akibat pergeseran tiba-tiba jalur sesar aktif. Pemudik perlu mengenali sebaran sesar aktif di sepanjang jalur mudik.

2. Jalan raya juga dapat terbelah (ground failure) akibat tanah lunak yang berguncang kuat saat gempa. Pemudik perlu berhati-hati jika terus melanjutkan perjalanan atau mencari jalur mudik alternatif.

3. Gempa kuat dapat memicu terjadinya likuefaksi di jalan raya. Pemudik perlu mengenali zona rawan likuefaksi di sepanjang jalur mudik.

4. Guncangan gempa di jalan raya saat rombongan kendaraan berjalan beriringan berpotensi menyebabkan tabrakan atau benturan antarkendaraan. Pemudik harus selalu mempertahankan jarak aman antar kendaraan.

5. Guncangan gempa saat kendaraan melaju kencang dapat menyebabkan roda selip tanpa kendali, kendaraan terlempar, dan terbalik. Jika merasakan guncangan tak lazim, pemudik harus segera memperlambat kendaraan, menepi, dan berhenti di jalur aman.

6. Gempa kuat dapat merobohkan bangunan di tepi jalan, seperti pagar tembok, gapura, monumen, baliho, dan jalur kabel listrik yang dapat menimpa kendaraan. Pemudik perlu memastikan lokasi pemberhentian kendaraan aman.

7. Gempa kuat bahkan dapat merusak atau meruntuhkan struktur jalan layang (flyover) yang sedang dilalui banyak kendaraan. Pemudik harus memastikan kendaraan berhenti di tempat yang aman dan tidak terjatuh dari ketinggian.

READ  Bank Mandiri Dukung SDGs, Optimalkan Daur Ulang dan Akses Air Bersih

8. Gempa yang mengguncang kawasan perbukitan dapat memicu longsoran tebing dan runtuhan batu. Pemudik sebaiknya tidak melintasi kawasan perbukitan pascagempa kuat atau saat hujan deras.

9. Gempa dangkal yang berpusat di laut dapat memicu tsunami yang berpotensi melanda jalur mudik yang sejajar dengan pantai rawan tsunami. Pemudik wajib memiliki aplikasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami BMKG serta menghindari jalur pantai saat peringatan dini tsunami dikeluarkan BMKG.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250325152645-199-1212897/bmkg-peringatkan-potensi-ancaman-gempa-tsunami-saat-mudik-lebaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *