BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem di 10 Hari Pertama Puasa

Berita, Teknologi4 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca ekstrem berpotensi berlangsung hingga 10 hari pertama bulan Ramadan atau Maret 2025.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan pihaknya memprediksi dalam periode 4 – 11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.

Potensi cuaca ekstrem ini masih terjadi karena sejumlah dinamika atmosfer. Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diprediksi tetap aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan awan hujan dengan intensitas bervariasi di wilayah-wilayah tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem,” kata Guswanto dalam sebuah keterangan, Selasa (4/3).





Guswanto menjelaskan analisis terbaru menunjukkan terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh, serta di selatan Papua.

Keberadaan sirkulasi siklonik ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku. Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan.

Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya juga terpantau memanjang dari Pesisir Timur Riau hingga Kep. Riau, dari Sumatra Barat hingga Sumatra Selatan, dari Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Selatan Jawa Barat, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan, dari Laut Sulawesi hingga Kalimantan Timur.

READ  Pakar Sebut Militer China Bobrok Gegara 3 Menhan Kena Skandal

Kondisi ini disebut berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah tersebut dan dapat berdampak pada aktivitas maritim serta masyarakat pesisir.

Di sisi lain, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang masih aktif di Kepulauan Papua turut memperkuat dinamika atmosfer di kawasan timur Indonesia. MJO berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas konveksi yang dapat memperbesar potensi hujan deras di sejumlah wilayah.

Sementara itu, analisis labilitas lokal mengindikasikan potensi signifikan untuk perkembangan awan konvektif di berbagai daerah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, serta hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Labilitas atmosfer ini berperan dalam mendukung proses pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore atau malam hari.

“Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan,” tutur Guswanto.

Dalam beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem telah terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Kota Cirebon, Riau, Kabupaten Bogor, Kabupaten Mimika, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Manggar.

Tak hanya 10 hari pertama, Kepala BMKG Dwikorita memperkirakan tren cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga 10 hari kedua puasa.

“Ini ada analisis untuk 10 hari kedua dan 10 hari ketiga di bulan Maret. Ini ternyata tren puncaknya (curah hujan ekstrem) justru di 10 hari kedua, mulai tanggal 11 sampai kira-kira tanggal 20,” terang Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabodetabek secara daring, Selasa (4/3).

READ  Erick Thohir Tak Masalah Fly Jaya Jadi Pesaing Garuda dan Citilink

Sementara itu, Pakar Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyebut dirinya telah memperingatkan potensi cuaca ekstrem selama 10 hari pertama Ramadan.

“Sudah saya ingatkan pada 28 Februari lalu mengenai waspadai cuaca ekstrem selama 10 hari pertama Ramadhan,” katanya di X, Selasa (4/3).

“Seluruh pihak agar waspada selama 10 hari di bulan Ramadhan terhadap banjir-banjir yang bisa terjadi imbas meluapnya DAS Ciliwung karena hujan persisten yang mengguyur di sepanjang aliran DAS, dari Bogor hingga Jakarta. Agar selalu siaga dengan potensi banjir besar di Jakarta,” tambahnya.

Terkait hujan pada dini hari yang mengguyur Jabodetabek, ia mengatakan hal tersebut merupakan efek penjalaran konveksi dari Lampung. Menurutnya, peningkatan hujan di Sumatra berkaitan dengan bibit vorteks di Samudra Hindia yang akan berlangsung hingga selama dasarian 1 Maret.

“Hujan dinihari terjadi di Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, yang merupakan efek penjalaran konveksi dari Lampung. Peningkatan hujan di Sumatra berkaitan dengan pertumbuhan bibit vortek Samudra Hindia. Kondisi ini akan persisten hingga dasarian 1 Maret,” jelasnya.

(lom/dmi)



Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250304102308-641-1204731/bmkg-ungkap-potensi-cuaca-ekstrem-di-10-hari-pertama-puasa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *