Surabaya, CNN Indonesia —
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi rawan bencana hidrometeorologi saat Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Satriyo Nurseno mengatakan, berdasarkan informasi BMKG, potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi akan berlangsung menjelang lebaran.
“Bencana hidrometeorologi bentuknya seperti banjir, longsor. Khususnya di arus mudik ini adalah area-area rawan longsor,” ujar Satriyo, Sabtu (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, berdasarkan analisa BMKG sementara, Satriyo menyebut cuaca ekstrem tidak melanda wilayah Jatim saat hari H lebaran. Meski begitu, Jatim tetap memetakan sejumlah wilayah yang rawan bencana.
Beberapa wilayah yang menjadi perhatian dalam pemantauan bencana di antaranya kawasan Mataraman, seperti Trenggalek, Magetan, dan Pacitan, lalu wilayah Sidoarjo, Malang Raya dan Pantai Selatan.
Kemudian, wilayah Tapal Kuda, seperti, Bondowoso dan Situbondo. Sementara itu, wilayah Madura dan sisi utara Jatim diprediksi dalam kondisi relatif aman.
BPBD Jatim bakal menyiagakan 15-20 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang melakukan pemantauan 24 jam di kantor BPBD Jatim.
“Kami tetap siaga 24 jam dengan sistem shift, dari yang biasanya tiga shift menjadi dua shift. Setiap shift terdiri dari 15-20 personel untuk memastikan kesiapan penanganan di seluruh wilayah,” ucapnya.
Selain kesiapan personel, BPBD Jatim juga memastikan ketersediaan logistik untuk mendukung penanganan bencana serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Perhubungan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik.
Satriyo juga mengajak masyarakat dan awak media untuk berperan aktif dalam memberikan informasi terkait bencana yang terjadi.
“Jika ada kejadian bencana yang belum terpantau oleh kami, mohon segera melaporkan melalui call center 117 atau melalui nomor WhatsApp posko BPBD 0813-3200-9050,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan tahun ini, pihaknya tidak mendirikan posko khusus di beberapa wilayah karena kebijakan efisiensi.
Namun, posko pusat di kantor BPBD Jatim tetap melakukan pemantauan dan koordinasi 24 jam.
“Seluruh BPBD di kabupaten/kota juga telah diarahkan untuk siaga di daerah masing-masing, terutama dalam menghadapi potensi bencana seperti, longsor dan banjir,” ungkapnya.
(frd/sfr)