Bulu & Darah Burung di Mesin Pesawat

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Pihak berwenang Korea Selatan yang menyelidiki kecelakaan pesawat Jeju Air bulan lalu telah menyerahkan laporan awal kecelakaan kepada badan penerbangan PBB dan kepada pihak berwenang Amerika Serikat, Prancis, dan Thailand.

Menurut pejabat setempat penyelidikan terhadap bencana udara paling mematikan di Korea Selatan masih berlangsung, kata laporan yang dipublikasikan pada hari Senin (27/1), yang berfokus pada peran “tabrakan dengan burung” dan melibatkan analisis mesin dan struktur panduan pendaratan “localiser”.

“Semua kegiatan investigasi ini bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan yang akurat,” katanya, seperti dilansir TRT World, Senin (27/1).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), badan PBB, mengharuskan penyelidik kecelakaan untuk membuat laporan awal dalam waktu 30 hari sejak kecelakaan dan mendorong laporan akhir untuk dipublikasikan dalam waktu 12 bulan.

Pesawat Boeing 737-800, yang merupakan penerbangan dari Bangkok, Thailand dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Muan, Korsel melewati landasan pacu saat melakukan pendaratan darurat dan menabrak struktur localiser, menewaskan semua kecuali dua dari 181 orang dan awak pesawat pada 29 Desember 2024.

Menurut para ahli, localiser membantu navigasi pesawat yang melakukan pendekatan ke landasan pacu, dan struktur yang dibangun dari beton bertulang dan tanah di Bandara Muan yang menopang antena sistem itu kemungkinan menjadi penyebab bencana.

Temuan awal

Laporan tersebut menyoroti banyak temuan awal oleh para penyelidik Korea Selatan yang dibagikan kepada keluarga korban pada hari Sabtu (25/1), termasuk pilot yang membahas sekawanan burung yang mereka lihat pada pendekatan terakhirnya.

Waktu pasti tabrakan burung yang dilaporkan oleh pilot masih belum dikonfirmasi, kata laporan kecelakaan, tetapi pesawat “membuat pernyataan darurat (Mayday x 3) untuk tabrakan burung selama go-around.”

“Kedua mesin diperiksa, dan bulu serta noda darah burung ditemukan di masing-masing,” kata laporan itu. “Setelah menabrak tanggul, terjadi kebakaran dan ledakan parsial. Kedua mesin terkubur di gundukan tanah tanggul, dan badan pesawat bagian depan terpencar hingga 30-200 meter dari tanggul,” lanjut laporan tersebut.

Laporan tersebut tidak menyebutkan apa yang mungkin menyebabkan kedua perekam data berhenti merekam secara bersamaan tepat sebelum pilot mengumumkan mayday.

Laporan menyatakan, pesawat berada pada ketinggian 152 meter (498 kaki) dan terbang dengan kecepatan 161 knot (298 km/jam atau 185 mph) saat kotak hitam berhenti merekam.

(wiw/wiw)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250127093419-113-1191800/temuan-awal-kecelakaan-jeju-air-bulu-darah-burung-di-mesin-pesawat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *