Calon Pembeli Sudah Antre, Bagaimana Kelanjutan Nasib TikTok di AS?

Berita, Teknologi3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) masih terkatung-katung sampai saat ini, meski Presiden Donald Trump memberi tenggat waktu hingga 75 hari sebelum pemerintah memblokir platform tersebut jika induk perusahaannya, ByteDance, tidak melakukan divestasi.

Perintah eksekutif tersebut menunda penerapan regulasi Protecting Americans from Foreign Adversary Controllerd Applications Act, yang sedianya berlaku pada 19 Januari dan melarang distribusi serta pembaruan TikTok di Amerika Serikat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Trump yang baru dilantik pada 20 Januari, memilih untuk menyelamatkan TikTok dari pemblokiran di AS dengan memberi penundaan waktu agar ada perusahaan asal AS yang membeli platform asal China tersebut.

Trump dalam sebuah kesempatan mengusulkan agar AS dapat menguasai 50 persen saham TikTok. Sejak saat itu, sejumlah calon pembeli TikTok pun mengantre.

Berikut daftar calon pembeli TikTok yang terangkum dalam beberapa waktu terakhir:

MrBeast

YouTuber MrBeast jadi salah satu calon serius pembeli TikTok. YouTuber bernama asli Jimmy Donaldson itu mengaku serius hendak membeli saham TikTok agar platform tersebut tetap dapat beroperasi di Negeri Paman Sam.

Dikutip dari CNN, tawaran dari Donaldson dan sekelompok investor ini adalah salah satu dinamika terbaru nasib TikTok di AS. Donaldson juga sempat mengunggah sebuah video di TikTok, di mana ia mengumumkan niatnya untuk membeli platform media sosial tersebut.

“Saya baru saja selesai melakukan pertemuan dengan sekelompok miliarder, TikTok, kami serius,” ujarnya, dikutip dari CNN.

Kelompok investor, yang dipimpin oleh Jesse Tinsley, pendiri dan CEO Employer.com, terdiri dari “investor institusional dan individu-individu dengan kekayaan besar,” yang tidak ingin melihat aplikasi ini hilang.

Menurut kelompok investor tersebut, proposal ini tidak akan mengganggu operasi TikTok dan akan memastikan kelangsungan hidup 170 juta penggunanya di Amerika Serikat.

Oracle

Pemerintahan Donald Trump juga dikabarkan sedang bekerja sama dengan Oracle, perusahaan perangkat lunak ternama, dan sejumlah investor lainnya merancang rencana pengambilalihan operasional TikTok.

Menurut dua sumber yang mengetahui proses pembicaraan tersebut, dalam kesepakatan ini, ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, masih mempertahankan sebagian saham di TikTok. Namun pengelolaan data pengguna dan pembaruan perangkat lunak akan diambil alih oleh Oracle.

Oracle bahkan sudah menyediakan infrastruktur dasar untuk TikTok di web, yang memperkuat peran mereka dalam pengelolaan data aplikasi tersebut.

Meskipun rincian kesepakatan ini masih terus diperdebatkan dan dapat berubah, satu sumber yang mengetahui proses negosiasi mengungkapkan cakupan pembicaraan ini bisa melibatkan pengelolaan TikTok di wilayah AS maupun di wilayah lainnya.

Microsoft

Raksasa teknologi Microsoft juga kabarnya masuk dalam antrean calon pembeli TikTok. Menurut Trump, perusahaan yang dibangun oleh Bill Gates itu, adalah salah satu perusahaan yang mempertimbangkan untuk membeli TikTok.

Trump mengatakan ada minat besar pada TikTok, tetapi menolak untuk memberikan daftar lengkap perusahaan AS yang tertarik pada penjualan aplikasi asal China tersebut.

“Saya suka perang penawaran karena Anda membuat kesepakatan terbaik,” kata Trump kepada wartawan saat bepergian dari Miami ke Washington, DC, dengan Air Force One, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (28/1).

Microsoft menolak berkomentar mengenai pernyataan Trump tersebut. Di sisi lain, TikTok tidak segera menanggapi pertanyaan soal hal itu.

Project Liberty

Pengusaha asal Kanada Kevin O’Leary mengaku berencana menyelamatkan TikTok dengan mengajak investor lain memboyong platform media sosial video singkat itu.

O’Leary bekerja sama dengan pendiri Project Liberty, Frank McCourt, untuk membeli aset-aset platform ini di Amerika Serikat dari perusahaan induknya, ByteDance, dan “membangun kembali platform ini dengan memprioritaskan privasi 170 juta penggunanya di Amerika Serikat.”

Ia menjelaskan bagaimana dia dan McCourt akan merestrukturisasi platform sehingga pengguna dapat memutuskan apakah akan membagikan data mereka dengan TikTok atau tidak.

Di bawah kepemilikan mereka, O’Leary berargumen bahwa pengguna yang memilih untuk membagikan data mereka akan mendapatkan bayaran.

Bagaimana respons TikTok?

ByteDance mulanya menolak untuk menjual TikTok. Namun, belakangan perusahaan mulai melunak dan mencari jalan tengah untuk menyelamatkan platform media sosial video singkat tersebut.

Seorang investor ByteDance mengatakan bahwa mencapai kesepakatan untuk mempertahankan TikTok di AS adalah “kepentingan semua orang.”

Menurut laporan The Wall Street Journal, melansir Engadget, para pejabat di Cina juga menyatakan bahwa mereka “terbuka” untuk mencapai kesepakatan dan menjual TikTok.

Sejumlah orang dan perusahaan telah mengisyaratkan ketertarikan mereka pada TikTok. Trump sendiri telah mengatakan bahwa ia ingin melihat “perang penawaran” untuk aplikasi ini dan bahwa pemerintah AS harus memiliki saham di perusahaan tersebut.

Akan tetapi, seperti apa kesepakatan yang akan terjadi masih belum jelas. Ini adalah penawaran yang kami ketahui saat ini.

(dmi/dmi)



Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250203163116-206-1194085/calon-pembeli-sudah-antre-bagaimana-kelanjutan-nasib-tiktok-di-as

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *