Batam, CNN Indonesia —
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Muhammad Bisri mengaku masih ada saja warga yang memilih berobat ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia dibanding di rumah sakit wilayah itu seperti RSUD Raja Ahmad Tabib, RS BP Batam, RS Awal Bros Batam, dan lainnya.
Dia mengatakan warga memilih ke negeri jiran, karena selama ini fasilitas kesehatan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kepri untuk penyakit tertentu belum tersedia. Selain itu, aktor kecepatan pelayanan dan geografis daerah sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia juga menjadi pilihan warga berobat kedua negara tersebut.
Namun, sambungnya, jumlah warga yang berobat ke negeri jiran itu trennya sudah mulai menurun. Hal itu tak lepas dari kualitas dan jenis layanan kesehatan di provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tapi tren nya menunjukkan penurunan, karena semakin baiknya kualitas dan jenis layanan kesehatan di Kepri, mereka ke Johor, Singapura karena pelayanan disini belum tersedia,” Kata Bisri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/2).
Meski demikian, Bisri tidak merincikan berapa penurunan warga Kepri memilih berobat ke negara tetangga dibandingkan berobat ke dalam negeri.
Menurutnya, kebanyakan warga memilih berobat ke Malaysia dan Singapura untuk layanan penanganan rujukan yang di Kepri belum tersedia. Oleh karena itu, Dia berharap untuk fasilitas kesehatan penyakit jantung dan kanker sudah bisa melayani warga di wilayah itu pada tahun ini.
“Insyaallah tahun ini Rumah Sakit yang ada di Kepri, sudah bisa melayani radio terapi untuk kanker,” ujarnya.
Cek kesehatan gratis
Sementara itu, untuk program cek kesehatan gratis dari pemerintah pusat, dia mengatakan provinsi itu sudah melakukannya di 96 puskesmas di sana.
“Kepri sudah mulai sejak tanggal 3 februari 2025, semua puskesmas di Kepri ada 96 Puskesmas,” katanya.
Pemeriksaan Kesehatan gratis yang sudah berlangsung di Puskesmas untuk usia bayi, balita, remaja, dewasa, dan lansia. Dia mengatakan pemeriksaan tergantung kondisi ketersediaan sarana peralatan. Menurutnya, bahan reagen juga sudah digunakan dan masih menunggu bantuan pemerintah pusat.
(arp/kid)