Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang aparatur sipil negara (ASN) bernama Rizki Watoni ditemukan tewas gantung diri di Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) buntut dugaan pemerasan sebesar belasan juta rupiah.
Ayah Rizki, Nasruddin, meyakini anaknya yang merupakan ASN di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lombok Utara itu diperas oleh salah seorang anggota polisi di Polsek Kayangan.
Nasruddin bercerita kejadian itu bermula pada Jumat sore, 7 Maret 2025. Rizkil berbelanja di Alfamart Kayangan untuk membeli bahan-bahan jualan untuk berbuka puasa. Selain berbelanja, Rizkil juga menarik uang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dituding curi HP
Setelah membayar barang belanjaan di kasir, dia diduga tanpa sadar membawa handphone di atas meja kasir. Ternyata, ponsel itu milik salah seorang pegawai Alfamart bernama Raden Faozan.
“Dia kira itu handphone punya dia karena warnanya sama,” jelas Nasruddin mengutip detikcom, Rabu (19/3).
Saat perjalanan pulang, tepatnya di seputaran Dusun Empak Mayong, Desa Sesait, ada panggilan masuk ke handphone yang dibawa Rizkil.
“Karena sedang mengendarai sepeda motor, dia memutus panggilan telepon,” kata Nasruddin.
Menurut Nasruddin, pada malam hari, pukul 23.45 Wita, Rizkil pergi ke Alfamart pun mengembalikan handphone tersebut. Pemiliknya, Raden Faozan, pun telah menerimanya. Rizkil juga menyampaikan permintaan maaf.
“Sudah minta maaf langsung dan diterima oleh Raden. Saat itu juga kasus itu selesai. Tapi karena viral dan sudah dilaporkan ke polisi, beda cerita,” katanya.
Ada kesepakatan damai
Malam itu juga Rizkil dipanggil ke polisi untuk menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Sebab, Raden sudah melaporkan peristiwa itu ke polisi.
“Anak saya dibawa dari Alfamart oleh polisi seakan-akan anak saya tertangkap tangan atau OTT. Padahal handphone sudah diserahkan ke pemiliknya malam itu,” beber Nasruddin.
Lantas, Kepala Dusun Sangiang dan Kadus Batu Jompang bersama beberapa warga berangkat ke Polsek Kayangan. Tujuannya mendampingi mediasi antara Rizkil Watoni dengan pihak Raden Faozan.
Dalam mediasi itu, Nasruddin berujar, kedua pihak bersepakat berdamai. Keesokan harinya perdamaian dilanjutkan secara tertulis antara Rizkil dan Raden Faozan.
“Ada surat perdamaian disepakati dan tanda tangani,” ucap Nasrudin.
Setelah itu kepala dusun pun melakukan mediasi dan konsultasi dengan Kapolsek Kayangan. Isinya, mereka bersedia memfasilitasi mekanisme restorative justice (RJ).
Dugaan Pemerasan
Seusai berdamai, Rizkil diperkenankan menjalani aktivitas seperti biasa, tapi dikenakan wajib lapor. Namun, Nasruddin mengaku anaknya itu bercerita ada anggota polisi yang diduga memeras. Dia juga diduga memaksa Rizkil mengaku sebagai pencuri HP.
“Jadi anak saya telah dibunuh batinnya, pikirannya, psikologinya,” ucap Nasruddin.
Menurut Nasruddin, warga yang mengetahui hal itu geram. Mereka lantas menyerang dan merusak Mapolsek Kayangan, Senin (17/3/2025) malam. Massa menuding penyebab kematian Rizkil Watoni karena perbuatan anggota polisi.
DPR RI janji kawal kasus pemerasan
Kasus itu juga menjadi sorotan Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sari Yuliati. Politikus Golkar ini menduga Rizkil gantung diri karena tekanan dan intimidasi dari aparat kepolisian.
“Saya meminta Polda NTB untuk melakukan investigasi secara serius dan transparan. Jika ada oknum yang terbukti melakukan intimidasi atau pelanggaran prosedur, maka harus segera ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegas Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Dapil II NTB itu, Rabu (19/3) malam.
Sari menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Kepercayaan publik adalah kunci dalam menjaga stabilitas dan wibawa aparat penegak hukum.
“Kasus seperti ini tidak boleh terjadi lagi, dan langkah konkret harus diambil untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan wewenang oleh aparat,” tambahnya.
Sari juga menyesalkan kasus ini telah menimbulkan gelombang protes dari masyarakat setempat, yang berujung pada aksi pembakaran Polsek Kayangan. Sari Yuliati berharap agar aparat kepolisian dapat bersikap profesional dalam menangani kasus dan meredam eskalasi konflik di tengah masyarakat.
“Komisi III DPR RI akan terus mengawal perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan adil serta transparan,” ujarnya.
Sebelumnya, Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) diserang ratusan orang, Senin malam. Akibatnya, sejumlah kendaraan motor dibakar massa. Selain itu, jendela dan pintu juga rusak Sektor itu juga ikut dilempar dengan batu dan kayu.
Dalam video yang beredar terlihat kondisi sejumlah sepeda motor di Polsek Kayangan dibakar massa. Kemudian pintu dan jendela terlihat pecah dan berantakan akibat terkena lemparan dan pukulan. Terlihat juga mobil pemadam tiba di lokasi untuk memadamkan api kendaraan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ratusan warga itu berasal dari Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan. Kasi Humas Polres Lombok Utara Ipda Made Wiryawan yang dikonfirmasi via telpon enggan memberikan keterangan detail lantaran masih berkoordinasi dengan Polda NTB.
Bantahan polisi
Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta menegaskan tidak ada permintaan ‘uang damai’ senilai belasan juta rupiah seperti isu yang beredar.
Namun demikian, polisi masih melakukan penyelidikan. Termasuk mengungkap motif aksi massa yang merusak dan membakar Polsek Kayangan.
“Sampai saat ini, kami masih dalam penyelidikan. Jika ada hal-hal penyimpangan lain, nanti kami sampaikan,” ujar Agus, Kamis (20/3).
Agus mengungkapkan situasi di lokasi saat ini telah kondusif. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.
Menurutnya, Kapolda NTB Irjen Hadi Gunawan sudah turun langsung ke lokasi untuk mengecek keamanan dan menyambangi rumah korban. Agus menyebut peristiwa penyerangan Polsek Kayangan itu dipicu adanya kesalahpahaman.
“Terlapor kasus pencurian tersebut kemudian ditemukan meninggal dunia di rumahnya, diduga akibat gantung diri. Mungkin karena adanya kesalahan informasi yang beredar di masyarakat, sehingga terjadi aksi spontanitas masyarakat melakukan aksi ke Polsek Kayangan,” beber Agus.
![]() |
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/dal)