Housekeeping.my.id –
Yogyakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah eks karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) berbondong-bondong ‘menyerbu’ Toko Koperasi Sri Makmur, Selasa (4/3) siang.
Koperasi Sri Makmur adalah Toko Koperasi Karyawan PT Sritex di Jalan Jahe, Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sementara, para eks karyawan itu berdatangan untuk mengambil barang-barang dagangan di toko sebagai ganti tak bisa menarik uang simpanan mereka di koperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para eks karyawan ramai-ramai menarik saldo iuran mereka yang tertahan di koperasi imbas PT Sritex yang berhenti beroperasi per 1 Maret lalu.
“Ini mau menukar saldo yang ada di koperasi, kan di sini (toko) masih ada barang-barang yang tersisa, bisa diambil. Narik tunai bisa tapi masih nunggu penjualan (pelelangan) aset Sritex,” ujar Cahyo (30), salah seorang eks karyawan Sritex bagian finishing.
Cahyo mengatakan setiap karyawan dikenai iuran koperasi secara bulanan sebesar Rp10 ribu yang diambil dari gaji pokok pegawai. Tiga tahun bekerja di Sritex, ia berhasil mengumpulkan Rp335 ribu.
Ia memang buru-buru menukarkan seluruh saldo iuran yang ia miliki dengan barang di toko. Pertimbangannya, ada banyak kebutuhan selama Ramadan ini, sementara ia sudah kehilangan pekerjaan imbas tutupnya PT Sritex.
Lagipula, iuran koperasi ini sesuai regulasi perusahaan sebelum pailit juga baru bisa dicairkan apabila karyawan mengajukan pengunduran diri (resign).
“Jadi kalau yang butuh-butuh buat lebaran bisa diambil sekarang. Kan enggak tahu besok kebutuhannya nge-press atau apa, ya udah ngambil sesuai kebutuhan,” kata dia.
Sementara, di dalam toko terlihat antrean mengular di bagian kasir. Salah satu eks karyawan Sritex yang mengantre adalah Galuh (30). Dia yang dulu bekerja di divisi jaminan mutu ini (QA) ‘memborong’ sejumlah barang kebutuhan pokok menggunakan kardus bekas.
Hanya saja, menurut Galuh, nominal saldo iuran koperasi yang bisa ditukar barang juga terbatas senilai Rp400 ribu saja.
Padahal, ia punya sekitar Rp700 ribu hasil iuran tujuh tahun hingga sebelum kena PHK akhir Februari kemarin.
Galuh akhirnya terpaksa menukarkan separuh saldonya dengan barang kebutuhan rumah tangga, mengingat belum ada kepastian waktu sisa saldo bisa dibayarkan.
“Ambil sabun-sabun, kalau sembako uda habis, telat dapat infonya. Katanya Jumat (28/2) itu udah pada langsung nyerbu ke sini,” ucap Galuh.
Roni, selaku Kepala Toko Koperasi Sri Makmur menuturkan, petinggi Sritex memang memperbolehkan para eks karyawan menukarkan saldo iuran mereka dengan barang-barang yang ada di toko. Ia tak menampik kebijakan ini dikeluarkan akibat perusahaan yang berhenti beroperasi.
Menurut Roni, barang-barang yang bisa diambil dari toko memang dibatasi maksimal Rp400 ribu. Saldo simpanan eks karyawan yang melebihi nominal itu baru bisa diambil saat urusan pelelangan aset Sritex tuntas.
“Teman-teman eks Sritex kan ada yang enggak sabar (menunggu pelelangan), daripada nunggu lama dikasi alternatif ambil barang,” ujar Roni.
Kata dia, pengambilan barang sebagai ganti penarikan saldo simpanan ini dilayani sejak Jumat (28/2) sore kemarin. Terhitung ratusan eks karyawan Sritex yang keluar-masuk toko ini sejak itu.
“Barang-barang stok di gudang sudah habis, tinggal yang di display aja. Kita cuma tinggal ngabisin stok,” beber Roni.
Seiring dengan runtuhnya kejayaan Sritex, Toko Koperasi Sri Makmur juga kena getahnya. Mereka tak lagi melayani kebutuhan jual-beli barang maupun simpan-pinjam karena tak ada lagi karyawan yang tersisa.
“Operasional terakhir menunggu nasib Sritex. Walaupun nggak ada barangnya kita tetap operasional, kita cuma melayani secara administrasi. Misal teman-teman butuh informasi, kita standby,” pungkasnya.
(sfr/kum)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250304175156-92-1205040/eks-pekerja-sritex-serbu-koperasi-tukar-saldo-iuran-dengan-barang