Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Elon Musk, orang terkaya di dunia dan penasihat utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengatakan bahwa ia tidak tertarik mengakuisisi operasi platform berbagi video pendek TikTok di Negeri Paman Sam.
“Saya belum mengajukan tawaran untuk TikTok dan saya tidak punya rencana apa pun untuk apa yang akan saya lakukan jika saya memiliki TikTok,” kata Musk dalam komentar yang disampaikan melalui tautan video di forum Jerman pada akhir Januari yang dirilis pada akhir pekan, seperti dilansir Reuters, Minggu (9/2).
TikTok menghadapi hukum AS yang memerintahkan perusahaan itu dipisahkan dari pemiliknya di China, ByteDance, atau dilarang beroperasi di Amerika Serikat karena masalah keamanan nasional terkait data yang dikumpulkannya tentang pengguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam salah satu tindakan pertamanya saat menjabat, Trump memerintahkan penangguhan penegakan hukum yang seharusnya membuat TikTok secara efektif menjadi ilegal di negara itu sehari sebelum ia menjabat untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden AS.
Segera setelah itu, Trump mengatakan ia akan terbuka bagi Musk, pemilik platform media sosial X, Tesla, dan banyak perusahaan lain, untuk membeli platform TikTok. Namun, Musk mengatakan bahwa ia tidak ingin mengakuisisi perusahaan tersebut.
“Saya pribadi tidak menggunakan TikTok, jadi, Anda tahu, saya tidak begitu mengenalnya,” katanya. “Saya tidak bersemangat untuk mengakuisisi TikTok,” tambah Musk.
Musk membeli raksasa media sosial Twitter, yang ia beri nama ulang menjadi X, seharga US$44 miliar pada tahun 2022, dengan bersikeras bahwa ia melakukannya untuk melindungi “kebebasan berbicara.”
Sejak ia mengambil alih Twitter, para pegiat hak asasi memperingatkan bahwa telah terjadi lonjakan ujaran kebencian dan disinformasi di platform tersebut.
Musk adalah salah satu pendukung keuangan utama Trump dalam kampanye kepresidenannya, dan memimpin inisiatif pemangkasan anggaran presiden AS.
Apa yang disebut “Departemen Efisiensi Pemerintah” (DOGE) miliknya telah menargetkan berbagai lembaga pemerintah federal dan regulator, dengan maksud yang jelas untuk menutupnya dan memecat staf, terutama yang tidak sejalan dengan agenda politik Trump.
Pada hari Sabtu (8/2), seorang hakim AS mengeluarkan perintah darurat yang memblokir tim reformasi pemerintah Trump untuk mengakses data pribadi dan keuangan jutaan warga Amerika yang disimpan di Departemen Keuangan, merujuk dokumen pengadilan.
Dalam komentar di forum di Jerman, Musk juga menyoroti inisiatif Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI), yang dimaksudkan untuk mendukung komunitas yang secara historis tertindas dan kehilangan haknya.
“DEI hanyalah rasisme yang diberi nama baru,” katanya. “Saya menentang rasisme dan seksisme, tidak peduli kepada siapa pun itu ditujukan,” lanjutnya.
Pejabat AS telah berlomba-lomba untuk memberlakukan perang Trump terhadap DEI di seluruh birokrasi federal — membongkar inisiatif pelatihan, membatalkan hibah, dan menyingkirkan ratusan pekerja.
Di Jerman, Musk telah menyuarakan dukungan tegas untuk partai anti-imigrasi sayap kanan AfD, tabu politik di negara yang masa lalu Nazi-nya tetap menjadi subjek yang sensitif.
(wiw)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250209163339-192-1196287/elon-musk-tegaskan-tidak-tertarik-beli-tiktok