Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Hamas menolak mentah-mentah rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengambil alih Jalur Gaza, serta memindahkan warganya ke negara lain.
Anggota biro politik Hamas sekaligus mantan Menteri Kesehatan Gaza, Basem Naim menilai pengusiran warga negara oleh Trump ini sebagai kejahatan kemanusiaan.
“Memaksa seluruh populasi yang berjumlah dua juta orang untuk meninggalkan tanah air mereka dengan alasan apa pun merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan etnis,” kata Naim dalam wawancara dengan AFP, Sabtu (8/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma Palestina yang menolak ide gila Trump ini. Menurut Naim, banyak negara lain di dunia yang menolak gagasan buruk Trump tersebut.
“Semua negara Arab, tanpa pengecualian, negara-negara Islam, dan banyak negara di dunia telah menyatakan sikap jelas menolak proposal ini… Karena rakyat Palestina tidak akan mau pergi. Tidak ada satu pun negara yang siap atau bersedia menerima mereka,” tambahnya.
Presiden Donald Trump menyatakan Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza, Palestina, dan meratakan wilayah tersebut.
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana,” kata Trump dalam konferensi pers usai bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (4/2).
Sambil berdiri di samping Netanyahu, Trump mengatakan Washington akan menguasai Jalur Gaza dan bertanggung jawab untuk membongkar seluruh bom berbahaya yang belum meledak serta memusnahkan seluruh senjata di area itu.
Ia juga berjanji untuk “menyingkirkan bangunan yang hancur, meratakannya.”
Trump mengatakan AS akan membangun perekonomian yang akan menyediakan lapangan kerja dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi penduduk di Gaza.
(pta)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250209055553-120-1196154/hamas-tolak-ide-trump-relokasi-warga-gaza-itu-pembersihan-etnis