Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak bergerak dua arah pada awal pekan kemarin imbas tarik menarik sentimen antara harapan pasar atas permintaan yang lebih kuat dari semaraknya aktivitas pabrik di China dengan kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS tidak akan menurunkan suku bunga lagi pada pertemuan Desember ini.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent menetap 1 sen lebih rendah di US$71,83 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 10 sen, atau 0,15 persen jadi US$68,10 per barel.
Kedua harga acuan minyak mentah itu turun lebih dari 3 persen pada minggu lalu imbas tertekan proyeksi pasar atas surplus pasokan pada 2025.
Analis menyebut tarik menarik sentimen terjadi usai sebuah survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik di China berkembang pada November dengan laju tercepat dalam lima bulan.
Survei meningkatkan optimisme pasar bahwa bisnis di China mulai bangkit sehingga harga minyak menguat. Apalagi di saat bersamaan pasar mendengar kabar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menunda pertemuan hingga 5 Desember.
Pertemuan tersebut akan membahas penundaan rencana peningkatan produksi minyak yang dijadwalkanmulai pada Januari
“Perhatian akan tertuju pada potensi penundaan kenaikan produksi yang direncanakan, karena penundaan yang tidak terbatas dapat mengurangi tekanan terhadap harga,” kata George Pavel, manajer umum di Naga.com Timur Tengah.
Namun di tengah sentimen itu, pasar dibayangi oleh kekhawatiran Fed tak akan menurunkan bunga acuannya pada bulan ini.
Pasar menyebut suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
(agt/agt)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20241203083542-85-1173122/harga-minyak-bergerak-dua-arah-imbas-tarik-menarik-sentimen