Housekeeping.my.id –
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah fenomena astronomi akan menghiasi langit selama bulan Februari ini. Salah satunya adalah penampakan sejumlah planet bersamaan di langit malam.
Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Februari ini dapat dinikmati dengan mata telanjang. Akan tetapi, fenomena lainnya baru bisa terlihat dengan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.
Untuk dapat menikmati fenomena-fenomena ini, kita perlu memastikan langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan, serta jauh dari polusi cahaya perkotaan.
Mengutip berbagai sumber, berikut adalah fenomena astronomi yang bakal menghiasi langit bulan Februari:
Hujan meteor Alpha-Centaurid
Awal bulan ini akan dihiasi dengan hujan meteor Alpha-Centaurid yang bakal mencapai fase puncaknya pada 6-8 Februari. Hujan meteor ini adalah satu-satunya hujan meteor yang terjadi sepanjang bulan Februari.
Hujan meteor ini berlangsung sejak 28 Januari hingga 21 Februari. Selama periode puncaknya, fenomena ini akan menampilkan hingga 6 metoer per jam, dengan tingkat kecerahan Bulan mencapai 84 persen.
Hujan meteor ini dapat dilihat dari negara-negara di belahan Bumi bagian selatan.
Purnama Snow Moon
Fenomena bulan purnama Februari yang dijuluki Snow Moon akan menghiasi langit pada 12 Februari mendatang. Bulan purnama ini dapat diamati di berbagai belahan Bumi mulai pukul 20.53 waktu setempat.
Nama Snow Moon sendiri berasal dari panggilan suku-suku asli Amerika di timur laut AS yang merujuk pada jumlah besar hujan salju yang terjadi pada Februari.
Saat fenomena ini terjadi, Bulan akan berada di langit timur-timur laut, berdekatan bintang terang bernama Regulus.
Bulan purnama Februari umumnya dapat terlihat di daerah-daerah di seluruh dunia yang tidak memiliki tutupan awan padat. Namun menurut manajer pendidikan dan keterlibatan publik di Lunar and Planetary Institute Christine Shupla, Bulan purnama kali ini akan berada di bawah cakrawala di Kutub Selatan, maka dari itu tidak dapat dilihat dari daerah tersebut.
Fenomena Bulan purnama terjadi ketika bulan tepat berada di sisi Bumi yang berlawanan dari Matahari. Waktu fase bulan tergantung pada posisi bulan, bukan posisi pengamat, yang berarti bahwa waktu bulan purnama tergantung pada zona waktu seseorang.
Beehive Cluster
Fenomena lain yang bisa disaksikan pada bulan Februari adalah M44 (Messier 44) Beehive Cluster.
Messier 44 adalah gugus bintang yang terletak di rasi bintang Cancer. Fenomena ini dapat dilihat dengan binokular standar dan dapat diamati pada 14 Februari.
Gugus bintang ini merupakan gugus terbuka yang pertama kali diamati dengan teleskop oleh astronom terkenal Italia, Galileo Galilei, pada tahun 1609.
Parade planet sejajar
Fenomena parade planet bakal kembali bisa disaksikan pada 28 Februari. Sebelumnya, pada Januari, ada enam planet yang melibatkan Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Uranus tampak sejajar di langit.
Fenomena ini bakal kembali terlihat pada 28 Februari mendatang. Kali ini, ada tujuh planet, termasuk Saturnus, Merkurius, Neptunus, Venus, Uranus, Jupiter, dan Mars yang akan terlihat berbaris di langit malam.
Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah setelah Matahari terbenam, sekitar pukul 18.00 hingga 21.00 waktu setempat. Lokasi pengamatan sebaiknya jauh dari polusi cahaya, seperti daerah pedesaan atau pegunungan.
(dmi/dmi)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250131144718-199-1193181/fenomena-astronomi-februari-2025-hujan-meteor-hingga-snow-moon