Ilmuwan Duga Kemungkinan Spesies Baru dari Fosil Manusia di China

Berita, Teknologi20 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Sebuah riset terbaru menemukan fosil-fosil manusia yang tersebar di berbagai wilayah China diduga berasal dari spesies baru.

Tumpukan fosil tengkorak, gigi, rahang, dan sejumlah bagian lain tersebar di berbagai wilayah China dan menjadi misteri bagi para ilmuwan sejak pertama kali ditemukan pada 1970-an.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut dikarenakan fosil-fosil yang berasal dari hominin purba tersebut tidak jelas berasal dari spesies apa atau di mana posisinya dalam silsilah keluarga manusia.

Christopher Bae, seorang profesor di departemen antropologi di University of Hawaii di Manoa yang pernah tinggal di Beijing bertahun-tahun, menjadi salah satu di antara para ilmuwan yang mencoba membongkar misteri tersebut.

Dia dan koleganya Wu Xiujie, seorang profesor senior dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di Beijing, sekarang berasumsi bahwa fosil itu mungkin berasal dari hominin purba yang tidak pernah dikenal sebelumnya.

Mereka juga telah mengusulkan untuk secara resmi mengakuinya sebagai spesies baru dalam ilmu pengetahuan.

[Gambas:Video CNN]

Ciri yang paling mencolok dari spesies ini adalah otak yang sangat besar, yang lebih besar dari spesies manusia pada umumnya, Homo sapiens, satu-satunya hominin yang masih hidup.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Communications pada November 2024, Bae dan Wu menyebut spesies ini sebagai Homo juluensis, merujuk pada “ju lu,” yang berarti kepala besar dalam bahasa China.

“Tengkorak mereka sebenarnya sangat, sangat besar, Anda tahu, perkiraan kapasitas tengkorak adalah 1.700, 1.800 sentimeter kubik,” kata Bae.

READ  Exco PSSI Soal Dinamika Kompleks STY di Timnas: Susah untuk Diteruskan

Bae juga mendeskripsikan Homo juluensis dalam bukunya “The Paleoanthropology of Eastern Asia,” yang diterbitkan pada September lalu.

“Kita memiliki kapasitas minimum sekitar 1.350 cc, rata-rata sekitar 1.450 (cc),” katanya, dikutip dari CNN.

Fosil Manusia Purba Homo JuluensisTengkorak dari di dasar sumur selama sekitar 90 tahun di Harbin, provinsi Heilongjiang, China, baru-baru ini muncul kembali dan telah dipelajari oleh para ahli asal usul manusia. (Courtesy of Wei Gao)

Usulan tersebut memicu kontroversi di kalangan ahli paleoantropologi, dan beberapa ilmuwan tidak setuju apakah pengelompokan baru ini naik ke tingkat spesies baru.

Namun, jika analisis Bae dan Wu benar, fosil-fosil ini dapat menjadi kunci untuk memecahkan salah satu misteri terbesar dalam evolusi manusia, yaitu teka-teki yang dimulai dengan penemuan tulang kelingking di Gua Denisova, Pegunungan Altai, Siberia bagian selatan.

Analisis DNA terhadap fosil kecil itu menghasilkan temuan pada 2010 yang mengatakan fosil tersebut mewakili populasi manusia purba yang berbeda, yang oleh para ilmuwan dijuluki sebagai Denisova.

Banyak orang yang masih hidup saat ini memiliki jejak DNA Denisova, tetapi karena fosil nenek moyang yang telah punah itu masih sangat sedikit.

Maka, para ahli asal-usul manusia masih belum mengetahui dengan pasti bagaimana bentuknya, di mana mereka hidup, atau alasan mereka menghilang.

Lebih lanjut, fosil-fosil yang sulit diklasifikasikan di China tersebut mencakup 21 fosil yang ditemukan pada 1970-an di situs Xujiayao (Houjiayao) yang terletak di perbatasan provinsi Shanxi dan Hebei, China utara.

Spesimen itu tercatat mewakili 16 individu yang hidup 200.000 hingga 160.000 tahun yang lalu.

Di antara situs-situs lain yang menarik adalah Lingjing di Kabupaten Xuchang di provinsi Henan, China tengah, tempat tengkorak parsial ditemukan antara 2007 dan 2014. Kemudian, fosil yang ditemukan di kota Harbin di timur laut, di provinsi Heilongjiang.

READ  Utang Luar Negeri RI Bengkak, Nyaris Rp7.000 T per November 2024
Fosil Manusia Purba Homo Juluensis16 fragmen tulang fosil yang ditemukan di Xujiayao, di China utara. (Courtesy of Xiujie Wu)

Banyak dari fosil itu yang terlewatkan karena ketika pertama kali ditemukan pada 1970-an dan 1980-an, kepercayaan yang dipegang secara umum tentang asal-usul manusia sangat berbeda dengan teori-teori saat ini.

Saat itu, banyak ahli paleoantropologi mengira populasi manusia saat ini berevolusi secara regional dari hominin purba seperti Homo erectus, yang meninggalkan Afrika sekitar 2 juta tahun yang lalu.

Akibatnya, model ilmiah yang dikenal sebagai multiregionalisme, yang kini sebagian besar ditolak, menyatakan bahwa hanya ada satu spesies hominin yang berevolusi dari waktu ke waktu menjadi Homo sapiens.

(lom/chri)


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250125163907-199-1191478/ilmuwan-duga-kemungkinan-spesies-baru-dari-fosil-manusia-di-china

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *