Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah objek yang awalnya dikira termasuk dalam kategori planet paling umum di galaksi dan belum diketahui keberadaannya kembali ditemukan ilmuwan.
Kali ini ilmuwan menemukan Exoplanet Enaiposha atau GJ 1214 b yang mengorbit bintang katai merah sekitar 47 tahun cahaya dari Bumi.
Dikutip dari science alert, awalnya Enaiposha disamakan dengan mini Neptunus, observasi mendalam yang diperoleh menggunakan JWST kini menunjukkan bahwa exoplanet tersebut lebih mirip Venus, namun jauh lebih besar.
Ini menjadikannya yang pertama diketahui dari jenisnya, sebuah kategori yang oleh para astronom disebut ‘Super-Venus’.
Enaiposha adalah salah satu exoplanet yang paling banyak dipelajari di langit. Ditemukan pada 2009, dengan massa dan radius yang menempatkannya di antara Bumi dan Neptunus. Pengamatan selanjutnya mengungkapkan adanya atmosfer.
Exoplanet umumnya masuk dalam salah satu dari dua kategori. Planet bumi super dianggap sebagai exoplanet terestrial yang lebih besar dari Bumi, yang memiliki atmosfer kaya hidrogen, jika memang ada.
Lalu, mini Neptunus mungkin berukuran serupa, namun komposisinya sangat berbeda, dengan atmosfer yang lebih padat dan kaya akan hidrogen dan helium, serta lautan cair yang mungkin membungkus permukaannya.
Mini-Neptunus adalah yang paling banyak jumlahnya di antara lebih dari 5.800 exoplanet yang telah dikonfirmasi pada saat artikel ini ditulis. Hal ini menarik karena tidak ada planet yang serupa secara langsung dengan mereka di Tata Surya.
Baik Bumi super maupun mini neptunus menarik perhatian para ilmuwan karena jika kondisinya tepat, mereka mungkin dapat dihuni oleh kehidupan. Inilah salah satu alasan para astronom mempelajari Enaiposha dengan cermat, sebuah dunia yang memiliki radius 2,7 kali lipat dan massa 8,2 kali massa Bumi.
Walaupun planet ini terlalu dekat dengan bintang induknya, Orkaria, sehingga terlalu panas untuk bisa dihuni, kedekatannya dengan Bumi membuatnya dapat dilihat dengan relatif mudah, yang berarti planet ini bisa memberi informasi yang mungkin bisa membantu memahami hal-hal lain.
Namun Enaiposha juga memiliki beberapa masalah. Atmosfernya begitu tebal sehingga tidak bisa mengintip ke dalamnya dengan mudah.
Sebuah makalah yang diterbitkan pada 2023 berdasarkan pengamatan JWST dan Hubble menemukan bahwa exoplanet ini mungkin memiliki atmosfer yang kaya akan air dan mengandung logam yang menguap.
Kini, upaya penelitian baru yang dipimpin astronom Everett Schlawin dari Universitas Arizona dan Kazumasa Ohno di Observatorium Astronomi Nasional Jepang, telah mempelajari data transit Enaiposha dan menemukan sesuatu yang tidak terduga.
Saat exoplanet ini melintas di depan bintang dan berputar dalam orbitnya selama 1,6 hari, data JWST menunjukkan bahwa cahaya bintang yang melintasi atmosfer Enapoisha diubah oleh karbon dioksida, dalam konsentrasi yang serupa dengan karbon dioksida yang menyusun lebih dari 96 persen atmosfer Venus. Tapi sinyalnya sangat lemah.
“Sinyal CO2 yang terdeteksi dari penelitian pertama berukuran kecil, sehingga diperlukan analisis statistik yang cermat untuk memastikan bahwa sinyal tersebut nyata,” kata Ohno.
“Pada saat yang sama, kami memerlukan wawasan fisik dan kimia untuk mengekstraksi sifat sebenarnya dari GJ 1214. atmosfer b,” imbuh dia.
Jadi, dalam makalah kedua, para peneliti mulai melakukan model teoritis yang dapat menjelaskan data.
Skenario yang paling sesuai dengan pengamatan adalah jika Enaiposha memiliki atmosfer yang didominasi oleh logam di ketinggian yang lebih rendah, dan hanya jumlah yang relatif kecil hidrogen.
Di ketinggian yang lebih tinggi, atmosfer terdiri dari kabut yang padat dengan aerosol, serta CO2 yang tersirat dari pembacaannya.
Dari sinilah muncul gagasan tentang super-Venus, sebuah dunia yang mirip dengan Venus: sangat panas, dan terhimpit oleh atmosfer kaya karbon sehingga sulit untuk dilihat.
Namun rumitnya exoplanet ini belum dapat dihindari. Tanda tangan yang diamati sangat kecil sehingga diperlukan tindak lanjut yang ekstensif untuk menentukan apakah kesimpulan tim tersebut benar, terutama karena adanya atmosfer sangat besar yang merupakan sesuatu yang baru.
“Kami menekankan pentingnya observasi tindak lanjut dengan presisi tinggi untuk memastikan atmosfer yang didominasi logam,” tulis para peneliti.
“Karena hal ini menantang pemahaman konvensional tentang struktur interior dan evolusi sub-Neptunus,” tambahnya.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam dua makalah di The Astrophysical Journal Letters.
(yoa/dal)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250127175628-199-1191970/ilmuwan-temukan-exoplanet-enaiposha-beda-dari-planet-lain