Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Maya Watono meyakini bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali, bisa menyelamatkan potensi devisa yang hilang hingga Rp45 triliun per tahun.
Menurut Maya, KEK Sanur adalah kompleks fasilitas kesehatan kelas dunia yang pertama kali di Asia. Bahkan, belum pernah ada negara lain yang membuat sehingga diyakini masyarakat Indonesia yang selama ini memilih berobat ke luar negeri akan kembali ke Tanah Air.
Berdasarkan data yang ia miliki, setidaknya sebanyak 3 juta masyarakat Indonesia berobat keluar negeri setiap tahunnya. Kondisi ini membuat Indonesia kehilangan devisa sekitar Rp97 triliun per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi per tahun, Rp97 triliun per tahun. Sehingga saat kita bisa meng-curb devisa outflow ini, minimal setengah aja, Rp45 triliun, kita bisa membawa devisa Rp45 triliun kepada negara ini,” ujar Maya dalam konferensi pers ‘New Year Eve Wave of Glamour with Anggun’ di Kantornya, Selasa (10/12).
KEK Sanur ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 untuk menjadi KEK Kesehatan dan KEK Pariwisata.
Dengan luas area sebesar 41,26 Ha dan berada tepat di tepi Pantai Sanur dan Pantai Segara Ayu, KEK Sanur diharapkan dapat mengakselerasi sektor Kesehatan dan juga sektor Pariwisata pada Provinsi Bali.
Nantinya layanan kesehatan di KEK Sanur juga memberikan akses kepada dokter internasional untuk melakukan praktek di dalam kawasan. Tujuannya, untuk mempermudah transfer pengetahuan kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri.
KEK Sanur dikelola oleh InJourney Hospitality atau PT Hotel Indonesia Natour. Berbagai macam langkah dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan KEK Sanur ke dunia.
Salah satunya, InJourney Hospitality melalui dua hotel yang dikelolanya yakni The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel berupaya menghadirkan pengalaman menarik di malam Tahun Baru dengan menggandeng penyanyi Anggun C Sasmi melalui event ‘New Year Eve Wave of Glamour with Anggun’ pada 31 Desember 2024.
“Nah ini adalah our start of promotion untuk kawasan, untuk hotel kita Meru dan Bali Beach dan juga bagaimana masyarakat Indonesia, masyarakat internasional mulai mengenal mengenai kawasan ekonomi khusus ini dan bagaimana kita preserving also our culture di dalam kawasan ekonomi khusus ini,” jelas Maya.
Direktur Utama InJourney Hospitality Christine Hutabarat mengatakan kegiatan ini menjadi momentum untuk membangkitkan pariwisata Bali dengan mendatangkan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Christine menyebutkan dari ada 120 hotel yang dimiliki BUMN, InJourney Hospitality mengelola 40 diantaranya. Namun, secara bertahap akan diakuisisi hotel lainnya untuk dikelola agar diatur menjadi satu standardisasi.
Ada dua hal kata Christine yang ingin ditonjolkan oleh BUMN terkait hotel-hotel yang dikelolanya. Pertama, cerita sejarahnya yang luar biasa dan kedua keunikan yang dimiliki.
“Kita tahu, kita punya 300 etnis, kita punya agama spiritual, terus tradisi yang luar biasa. Nah kita ingin sangat di setiap hotel kita, di setiap elemen, aspek operasional kita, kita itu bisa merepresentasikan seluruh Indonesian form, culture, and personality di dalam seluruh aspek. Itu adalah kekuatan kita,” pungkas Christine.
(ldy/sfr)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20241210204033-92-1175967/injourney-yakin-kek-sanur-bisa-cegah-devisa-rp45-t-kabur-dari-ri