Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Miliarder termuda Turki ternyata seorang perempuan. Ialah Ipek Kirac, pewaris tunggal Koc Holding, salah satu konglomerasi bisnis terbesar di Turki.
Forbes menaksir harta kekayaan Ipek mencapai US$3,1 miliar atau setara 51 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS).
Gurita bisnis Koc bermacam-macam, mulai dari perbankan, otomotif, LPG hingga produsen peralatan rumah tangga terbesar di Turki. Setidaknya, ada 14 anak perusahaan grup ini yang melantai di pasar modal Turki, Borsa İstanbul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sektor energi, Koc ‘bermain’ dari hulu hingga hilir. Ada Tupras, yang merupakan perusahaan kilang minyak terbesar Turki. Koc juga membawahi Aygaz yang berbisnis distribusi LPG, lalu Opet di bidang distribusi bahan bakar, serta Entek yang membidangi pembangkit listrik.
Koc mendapatkan hak impor dan distribusi eksklusif Turki untuk berbagai produk Eropa dan Amerika Serikat (AS), termasuk mobil Ford dan Socony Vacuums. Grup ini juga menandatangani perjanjian eksklusif dengan Mobil Oil Company untuk mencari minyak di Turki.
Di sektor ritel dan barang konsumsi, Koc merupakan pemilik merek Arcelik, produsen peralatan rumah tangga terbesar Turki. Di sektor keuangan, Koc punya Yapi Kredi Bank.
Ipek lahir pada 29 November 1984. Ia merupakan putri angkat Inan dan Suna Kirac, yang diadopsi tatkala berusia dua bulan. Tak diketahui pasti siapa orang tua kandung Ipek.
Lahir dengan sendok emas. Begitulah orang memandang Ipek. Ibu angkatnya, Suna, merupakan pengusaha kaya dan putri bungsu Vehbi Koc, pendiri raksasa Koc Holding.
Suna lantas menikahi salah satu karyawan Koc Holding, Inan Kirac. Usai pensiun dari Koc, Inan mendirikan bisnisnya sendiri di bawah bendera Kiraca Holding pada 1998.
Usai lulus sekolah menengah, Ipek melanjutkan studi di Brown University dengan mengambil jurusan biologi. Kenapa memilih biologi dibanding bisnis? Pemilihan jurusan ini karena Ipek mempertimbangkan kondisi ibunya, Suna, yang didiagnosa menderita penyakit saraf langka Amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
Setelah lulus pada 2007, ia menghabiskan waktu sebulan untuk mempelajari ALS dengan Dokter Robert Brown, yang mengelola salah satu pusat penelitian ALS paling disegani di dunia, di Universitas Harvard. Ipek lalu memperoleh gelar master dalam bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Brown pada 2011.
Pada 2012, Ipek mulai terjun di bisnis keluarga. Ia diangkat menjadi CEO Sirena Marine Maritime Industry and Trade, anak perusahaan Kiraca Holding milik ayahnya. Di Sirena Marine, Ipek menjabat CEO dari 2012 hingga 2021.
Ia benar-benar bekerja keras untuk membuktikan dirinya tak sekadar pewaris. Di bawah kendalinya, Sirena Marine berubah jadi produsen yacht dan motorboat mewah. Perusahaan ini masuk daftar 500 eksportir terbesar di Turki. Ipek berhasil meningkatkan omzet Sirena Marine lima kali lipat dari sebelumnya, serta sukses mencetak laba 20 kali lebih cuan dalam waktu kurang dari 10 tahun.
Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Sirena Marine.
Keretakan keluarga usai ibu meninggal
Pada September 2020, Suna meninggal dunia karena penyakit ALS yang dideritanya selama 20 tahun. Setelah itu, hubungan Ipek dengan ayahnya, Inan Kirac, mulai renggang gara-gara memperebutkan warisan Suna. Konflik bermula saat mendiang Suna mewariskan saham Temel Trading and Investment Inc miliknya kepada Ipek.
Sengketa warisan ini berkepanjangan hingga pada November 2023, Inan mengajukan gugatan pencabutan hak adopsi atas Ipek sekaligus mencabut hak waris putrinya tersebut.
“Saya menyatakan secara terbuka bahwa saya tidak lagi memiliki seorang putri bernama İpek, dan bahwa orang tersebut tidak berhak menyandang nama keluarga saya,” kata İnan Kıraç kepada harian lokal, Cumhuriyet yang melaporkan gugatan tersebut.
İpek pun melawan balik. Ia menuduh sang ayah telah menyedot dana dari rekening mendiang Suna, serta menuntut penyitaan asetnya. Ia juga menggarisbawahi bahwa keputusan pencabutan hak adopsi belum final, dan proses hukum masih berlangsung.
Ia juga mengutarakan rasa kecewa lantaran selama proses hukum berjalan, ayahnya berulang kali menyinggung perihal anak angkat. Ipek bersikeras apapun yang terjadi, ia dan Inan merupakan keluarga.
Ipek pun mengajukan permohonan ke pengadilan agar ayahnya ditempatkan di bawah perwalian hukum, baik untuk kesejahteraan finansial maupun pribadinya.
Awal Maret lalu, pengadilan menunjuk wali sah bagi Inan. Majelis memutuskan Inan tidak memiliki kapasitas mental untuk bertindak secara mandiri setelah serangkaian penilaian kognitif usai menjalani pemeriksaan kesehatan. Inan dinilai tidak mampu membuat keputusan hukum secara mandiri. Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dirilis, media lokal berspekulasi Inan didiagnosis menderita demensia.
Saat sengketa hukum berlangsung, Inan diam-diam menikah lagi pada Desember 2024. Pengantinnya adalah Emine Alangoya. Istri baru Inan merupakan ‘orang dalam’ Koc Holding. Alangoya bekerja selama 52 tahun di divisi keuangan Koc Holding. Saat ini, Alangoya menjabat sebagai manajer umum yayasan yang didirikan Inan.
Pernikahan Inan semakin memperburuk hubungannya dengan Ipek. Putrinya itu menuduh pernikahan tersebut merupakan manuver yang dirancang untuk mengeksploitasi sumber daya keuangan Ipek dan mengalihkan aset darinya. Menurut Ipek, kondisi mental ayahnya yang disebabkan faktor usia seharusnya tidak cocok untuk komitmen seserius pernikahan, seraya meminta pembatalan pernikahan.
Namun, nasib pernikahan Inan dan Alangoya belum ada informasi resmi bisa dilanjutkan atau dibatalkan.
(pta/pta)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250316065018-92-1209321/ipek-kirac-miliarder-termuda-turki-pewaris-koc-berharta-rp51-triliun