Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Iran menegaskan tak sudi bernegosiasi soal pengembangan program nuklir di bawah intimidasi saat tekanan Amerika Serikat kian menguat.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan posisi pemerintahan negara Timur Tengah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami tidak akan negosiasi di bawah tekanan dan intimidasi. Kami bahkan tidak akan mempertimbangkan, apapun pokok pembahasannya,” kata Araghchi di X pada Senin (10/3).
Dia juga mengatakan program nuklir Iran selalu dan akan selalu bersifat damai.
“Oleh karena itu, pada dasarnya tidak ada semacam potensi militerisasi,” ungkap Araghchi.
Lebih lanjut, Menlu itu mengatakan Iran saat ini berkonsultasi dengan Prancis, Jerman, Inggris (E3) dan secara terpisah dengan Rusia dan China.
Konsultasi itu, kata dia, untuk mengeksplorasi cara-cara membangun lebih banyak kepercayaan dan transparansi terkait program nuklir Iran sebagai imbalan atas sanksi yang melanggar hukum.
“Di masa lalu, AS menghargai rasa hormat Iran setiap kali bersikap bersikap hormat, dan AS dikonfrontasi setiap bersikap mengancam,” ungkap Araghchi.
“Setiap tindakan mendorong reaksi,” imbuh dia.
Iran sempat bersedia negosiasi usai utusan mereka di PBB menunjukkan tanda-tanda siap berunding dengan AS soal potensi militerisasi program nuklir.
Namun, tekanan Gedung Putih kian tinggi. Pada Minggu, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan tak memperbarui keringanan sanksi Irak.
“Untuk memastikan kami tak mengizinkan Iran mendapat ekonomi atau keuangan apapun,” demikian pernyataan Kemlu AS.
Irak merupakan salah satu konsumen terbesar Iran dan memberi pendapatan besar negara tersebut.
Iran memasok sepertiga gas dan listrik ke negara tetangganya itu.
Sejak dilantik, Presiden Donald Trump meminta AS memberi tekanan maksimum ke Iran dengan sanksi besar-besaran.
Sanksi tersebut bertujuan untuk menghancurkan industri minyak khusus Iran.
Pada 2015, Iran, AS, dan sejumlah negara-negara besar lain sepakat mencabut sanksi ke Iran jika negara itu membatasi program nuklirnya. Negosiasi terus berjalan.
Namun di periode pertama pemerintahan Trump, AS menarik diri dari kesepakatan tersebut. Negosiasi pun mandek.
(isa/rds)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250310145807-134-1207112/iran-tak-sudi-nego-dengan-trump-soal-nuklir-tidak-dengan-intimidasi