Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Jeff Yass adalah salah satu konglomerat terpandang di dunia pasar modal. Mayoritas kekayaannya berasal dari perusahaan trading raksasa global Susquehanna International Group (SIG).
Per Minggu (16/2), Forbes mencatat kekayaan Yass mencapai US$49,6 miliar atau setara Rp806 T (asumsi kurs Rp16.250 per dolar AS).
Lantas, bagaimana ihwal kesuksesan Yass?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari berbagai sumber, Jeffrey Steven Yass alias Jeff Yass lahir di Queens, New York AS pada Juli 1958. Ia dibesarkan oleh pasangan Gerald Yass dan Sybill, keluarga kelas menengah keturunan Yahudi.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Queens dan menamatkan jenjang SMA pada 1975. Kemudian, ia melanjutkan studi S1 di bidang matematika dan ekonomi di Universitas Binghamton.
Saat berkuliah, Yass berkenalan dengan dunia judi hingga akhirnya sempat bermain sebagai penjudi profesional. Beberapa jenis permainan yang kerap ia menangkan adalah poker dan taruhan kuda.
Berkat keahlian itu, ia mendapatkan banyak uang dan bisa mengumpulkan modal.
Pada 1981, Yass mulai menjadi pialang di Bursa Saham Philadelphia berkat bantuan konglomerat Israel Englander.
![]() Jeff Yass).
|
Selanjutnya, pada 1987, Yass memutuskan untuk mendirikan perusahaan tradingnya sendiri, Susquehanna. Ia mendirikan perusahaan tersebut bersama sang ayah dan enam orang teman kuliahnya dulu.
Saat ini, kegiatan usaha yang dilakukan SIG mencakup perdagangan dan investasi kepemilikan dalam ekuitas, pendapatan tetap, energi, komoditas, indeks, hingga produk derivatif.
Selain itu, SIG juga melirik aset kripto dengan menjadi pemegang ETF bitcoin terbesar. Hal ini memberi harapan
Berkat kepiawaian Yass, SIG berhasil menjadi salah satu perusahaan trading tersukses di Wall Street dengan karyawan mencapai 3.000 karyawan. Beberapa aset saham yang dimiliki SIG termasuk Tesla dan NVDIA Corporation.
Yass juga dikenal sebagai salah satu investor Bytedance, perusahaan induk TikTok, melalui SIG yang memiliki 15 persen saham perusahaan yang berbasis di China itu.
Sebagai pendukung dan donatur besar Partai Republik, sejumlah pihak menuding Yass menggunakan kedekatannya dengan Presiden AS Donald Trump untuk memberikan kelonggaran pada TikTok yang dinilai memberikan ancaman keamanan
Dugaan itu beralasan. Pasalnya, TikTok bisa kembali beroperasi di AS setelah sempat ditangguhkan pada 19 Januari 2025 usai undang-undang federal berlaku.
Beroperasinya kembali platform media sosial itu terjadi selepas Trump memberikan waktu lebih banyak kepada Bytedance untuk menemukan investor AS yang mau membeli saham perusahaan.
Yass memiliki seorang istri, Janine Coslett Yass, dan empat orang anak.
(sfr)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250216113404-92-1198812/jeff-yass-taipan-rp806-t-jadi-donatur-trump-dan-dukung-tiktok-di-as