Kasus DBD di Sumut Meningkat Hampir Dua Kali Lipat, 56 Orang Meninggal

Berita, Nasional36 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Medan, CNN Indonesia

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) meningkat signifikan pada tahun 2024 dibandingkan setahun sebelumnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, terdapat 8.963 kasus DBD dengan 56 kematian sepanjang Tahun 2024.

“Angka ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang hanya 4.578 kasus dan 23 kematian. Kenaikan ini sangat memprihatinkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Muhammad Faisal Hasrimy, Jumat (10/1).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammad Faisal menyebutkan lima kabupaten/kota dengan kasus tertinggi sepanjang tahun 2024 yakni Medan (1.102 kasus), Karo (1.006 kasus), Deliserdang (876 kasus), Nias Selatan (775 kasus), Simalungun (697 kasus).

“Bahkan hingga Agustus 2024, jumlah kasus sudah melampaui angka kasus sepanjang tahun 2023,” jelasnya.

Namun, angka kematian tertinggi, tambahnya, tercatat di Langkat dengan 15 kasus, diikuti Mandailing Natal (12 kasus), Simalungun (9 kasus), Pematangsiantar (5 kasus), dan Serdang Bedagai (4 kasus).

“Dinas Kesehatan Sumut telah mengambil berbagai langkah strategis untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran DBD, di antaranya pemantauan dan evaluasi, melakukan pemantauan program di 33 kabupaten/kota serta memberikan respons sesuai kebutuhan wilayah,” urainya.

Tak hanya itu, Dinkes Sumut juga mengeluarkan surat edaran Gubernur Sumut terkait kesiapsiagaan menghadapi peningkatan kasus DBD dan imbauan kewaspadaan dini kepada masyarakat.

“Kami juga mendistribusikan logistik, menyalurkan larvasida, insektisida, mesin fogging, dan alat deteksi dengue sesuai kebutuhan daerah yang terdampak,” kata dia.

Kemudian Dinkes Sumut melakukan surveilans dan penyelidikan epidemiologi, survei vektor, pengamatan lingkungan, dan penyuluhan di daerah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti Nias Selatan, Mandailing Natal, dan Padanglawas.

“Kita mengaktifkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) untuk memberantas sarang nyamuk melalui 3M Plus dan meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) hingga di atas 95 persen,” sebutnya.

Muhammad Faisal mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam mencegah penyebaran DBD. Dengan begitu masyarakat turut terlibat mengatasi lonjakan kasus DBD dan mencegah terjadinya KLB di tahun mendatang.

“Lakukan Pemberantasan sarang nyamuk secara berkala melalui 3M Plus dan aktifkan G1R1J di setiap lingkungan. Konsumsi makanan sehat dan bergizi juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh,” ujar Faisal.

(fnr/kid)


[Gambas:Video CNN]





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *