Kasus Guru Hukum Siswa SD Tunggak SPP Imbas Miskom

Berita, Nasional80 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Medan, CNN Indonesia

Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan, Bambang Sudewo menyebutkan permasalahan guru menghukum siswa SD Yayasan Abdi Sukma Medan akibat menunggak uang SPP dikarenakan miskomunikasi.

“Intinya ini ada miskomunikasi antara orangtua dengan pihak sekolah. Karena kebijakan yang dilakukan oleh gurunya itu tidak diketahui oleh sekolah maupun pihak yayasan. Nah kemudian pihak orangtua juga tanpa komunikasi dengan pihak sekolah terus viral. Jadi sebenarnya ini miskomunikasi, ” kata Bambang Sudewo, Selasa (14/1).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya permasalahan tersebut sudah diselesaikan dengan baik. Dia berharap ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa. Sebab masalah uang sekolah merupakan tanggung jawab orangtua. Sehingga tidak boleh dikaitkan dengan siswa.

“Ini sudah diselesaikan. Mudah-mudahan tidak ada lagi efek-efek lain terkait viralnya peristiwa ini. Kami harap ini jangan sampai terjadi lagi. Masalah uang sekolah adalah tanggung jawab orangtua dan tidak boleh dikaitkan dengan anak-anak, apalagi sampai mengganggu proses belajar mereka,” ujar Bambang.

Video seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Yayasan Abdi Sukma di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut) berinisial MI dihukum mengikuti pembelajaran dengan duduk di lantai karena menunggak pembayaran SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, AM yang tak lain ibu dari MI mendatangi guru SD Yayasan Abdi Sukma. Dia mempertanyakan sikap guru yang mengasingkan anaknya dengan cara duduk di lantai hanya gara gara belum membayar uang SPP.

READ  Dejan/Fadia Menang Dramatis, Indonesia vs Taiwan 1-0

“Begini loh Bu dia ini disoraki dari tadi di luar saya datang. Buk ambil rapot, Mesia duduk di bawah dia nangis loh bu,” ujar AM sambil menangis bertemu dengan guru yang menghukum anaknya tersebut.

AM mengaku terkejut saat mendengar cerita anaknya yang masih kelas IV SD itu mendapat hukuman sejak tanggal 6 Januari 2025. Bahkan MI juga sempat menolak masuk sekolah karena tak sanggup menanggung malu akibat mendapatkan hukuman disaksikan teman satu kelasnya.

“Dia nangis mau pergi sekolah, dia nangis. Dia bilang Mamak, MI malu duduk di bawah. Dia sempat nggak mau sekolah karena malu. Di mana sih perasaan ibu anak kayak gini tu harus menanggung malu bu,” ujarnya kepada sang guru.

(fnr/dna)






Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *