Kebakaran Los Angeles Jadi Contoh Tak Sengaja Studi Baru Krisis Iklim

Berita, Teknologi7 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Sebuah studi terbaru menjadikan kebakaran dahsyat di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat sebagai contoh kengerian krisis iklim yang sedang melanda dunia.

Sebuah tinjauan baru terhadap lebih dari 200 makalah menemukan bahwa masalah iklim telah meningkat signifikan, yang kemungkinan besar disebabkan meningkatnya kapasitas atmosfer untuk menyerap dan mempertahankan kelembapan.

Krisis iklim dengan cepat membuat pemanasan global mendekati suhu 3 derajat Celcius, perubahan yang memicu banjir dan kebakaran ini bahkan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat frekuensinya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara tak sengaja, studi ini dirilis saat kebakaran dahsyat di California. Para peneliti lantas menjadikan kebakaran tersebut sebagai contoh yang tepat untuk temuan mereka yang baru saja dipublikasikan.

“Dalam publikasi tersebut, secara luar biasa, kami menggunakan contoh transisi dari kondisi anomali basah ke kondisi anomali kering di California sebagai contoh konsekuensi nyata dari cambukan hidroklimat,” ujar Daniel Swain, ilmuwan iklim dari University of California, Los Angeles, dikutip dari Science Alert.

“Konsekuensinya, dari sudut pandang kebakaran hutan, sangat menakutkan dan sangat dekat dengan apa yang sebenarnya telah terjadi pada minggu ini,” tambahnya.

Para peneliti mengatakan ketika atmosfer menghangat, kemampuan atmosfer untuk menyerap, menyimpan, dan melepaskan air meningkat.

Penelitian sejak awal abad ke-19 telah menemukan bahwa kapasitas penyerapan atmosfer ini meningkat sekitar 7 persen untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu derajat Celcius.

Peningkatan retensi air berarti meskipun jumlah curah hujan secara keseluruhan di suatu lokasi tetap sama, ekosistem akan menjadi lebih kering.

Curah hujan nantinya akan menghasilkan ledakan jumlah vegetasi yang mengering, menciptakan komposisi sempurna untuk kebakaran hutan yang intens.

“Rangkaian angin puting beliung di California ini telah meningkatkan risiko kebakaran hingga dua kali lipat,” tutur Swain.

“Pertama, dengan meningkatkan pertumbuhan rumput dan semak belukar yang mudah terbakar pada bulan-bulan menjelang musim kebakaran, dan kemudian dengan mengeringkannya hingga tingkat yang sangat tinggi, dengan tingkat kekeringan dan pemanasan ekstrem yang mengikutinya,” lanjutnya.

Kondisi lingkungan semacam ini hanya kekurangan satu komponen, yakni sumber api, yang kini lebih mudah disediakan alam imbas krisis iklim.

Para peneliti menyebut frekuensi sambaran petir yang lebih tinggi adalah konsekuensi lain dari bencana iklim, dengan sekitar 12 persen peningkatan sambaran petir yang diperkirakan terjadi untuk setiap kenaikan suhu rata-rata global.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature tersebut, Swain dan rekannya memberi contoh lain bagaimana sambaran petir menyulut banyak kebakaran di Australia pada musim panas tahun 2019.

“Perubahan iklim meningkatkan tumpang tindih antara kondisi vegetasi yang sangat kering di akhir musim dengan kejadian angin ini. Pada akhirnya, hal ini merupakan kunci utama dari perubahan iklim yang menyebabkan kebakaran hutan di California Selatan,” kata Swain.

(lom/fea)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250116193518-199-1188062/kebakaran-los-angeles-jadi-contoh-tak-sengaja-studi-baru-krisis-iklim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *