Kecelakaan Pesawat Bering Air di Alaska, 2 Jenazah Teridentifikasi

Jakarta, CNN Indonesia —

Pesawat kecil Bering Air berpenumpang 10 orang yang dilaporkan sempat hilang berhasil ditemukan pada Jumat (7/2) waktu setempat.

Sebanyak dua jenazah dari 10 korban tewas akibat kecelakaan Bering Air teridentifikasi.

Puing-puing pesawat tersebut ditemukan di area bersalju sekitar 55 kilometer di sebelah timur laut Nome, Alaska.

Petugas penyelamat berhasil mengidentifikasi tiga jenazah korban tewas kecelakaan pesawat tersebut.

Sementara tujuh orang lainnya “diyakini masih berada di dalam puing-puing pesawat,” seperti dikutip dari CNN.

Di antara jenazah yang teridentifikasi, terdapat dua staf dari Konsorsium Kesehatan Suku Asli Alaska (Alaska Native Tribal Health Consortium/ANTHC), Rhone Baumgartner dan Kameron Hartvigson.

Mereka dalam perjalanan dinas menuju Unalakleet “untuk memperbaiki sistem pemulihan pemanasan air yang amat penting bagi masyarakat.”

“Rhone Baumgartner and Kameron Hartvigson amat bersemangat dengan pekerjaannya, amat peduli dengan masyarakat yang mereka layani, serta memberikan dampak yang langgeng pada masyarakat pedesaan di seluruh negara bagian kami,” kata CEO sementara ANTHC, Natasha Singh, seperti dikutip dari CNN.

“Mereka adalah yang terbaik dalam pekerjaannya dan baru saja terbang ke Unalakleet untuk membantu mengatasi sistem pemanas dan mekanik saat musim dingin. Mereka memberikan pengorbanan terbesar bagi orang-orang yang kami layani dalam pekerjaan yang kami lakukan,” Natasha Singh menambahkan.

Menurut kepolisian, pesawat Bering Air jenis Cessna yang membawa sembilan penumpang dan satu pilot itu terbang dari Unalakleet ke Nome pada Kamis (6/2) waktu setempat. Kedua kota itu terletak sekitar 150 mil terpisah di seberang Norton Sound.

Mengutip NBC News, Direktur Operasi Bering Air David Olson mengatakan pesawat itu terbang dari Unalakleet pada pukul 14.37 waktu lokal. Kontak terakhir pesawat ini terjadi pada pukul 15.15 waktu setempat.

(bac)