Kemlu RI Buka Suara soal Dugaan Ada WNI Gabung Milisi HTS Suriah

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengusut dugaan ada warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan milisi Suriah yang berhasil menggulingkan rezim Presiden Bashar Al Assad, Hayat Tahrir al Sham (HTS).

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan, hingga saat ini, Kemlu masih terus memantau situasi di Suriah guna memastikan kebenaran dari kabar tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Namun, berkaitan dengan itu [WNI bergabung dengan milisi Hayat Tahrir al Sham], kami masih terus mengimbau dan kami juga masih terus mencari data-datanya,” kata Judha dalam konferensi pers Kemlu di Jakarta pada Senin (16/12).

Pernyataan itu dikatakan Judha saat menjelaskan soal evakuasi WNI yang masih berada di Suriah saat ini. Menurut Judha, sebanyak 83 WNI sudah bersedia dievakuasi keluar Suriah.

“Jadi itulah yang sedang kita upayakan. Saat ini, kita upayakan dalam satu gelombang mudah-mudahan 83-nya bisa sekaligus kita pulangkan ke Indonesia. Setelah itu kita masih wait and see proses pendataan masih terus kita lakukan untuk mengantisipasi ada WNI kita yang mungkin tingggal di rumah majikan dan tidak bisa menghubungi KBRI,” ucap Judha.

“Kemudian terkait masalah HTS mungkin nanti Pak Roy yang akan menjelaskan. Dan terkait dengan dugaan dan kemungkinan WNI kita bergabung dengan HTS kami masih terus mengimbau dan kami masih terus mencari data-datanya,” paparnya menambahkan.

HTS sendiri merupakan kelompok milisi terkuat di Suriah saat ini. Kelompok ini pertama kali muncul di Suriah pada Januari 2012 usai perang saudara dengan nama Front Al Nusra.

READ  Bahlil Ungkap 3 Arahan Prabowo soal Kisruh Gas LPG 3 KG

Mereka mulanya berasosiasi dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) untuk melawan Assad. Namun, mereka akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri.

Front Al Nusra mulanya mengklaim bahwa mereka adalah bagian dari kelompok Al Qaeda di Irak.

Pada 2016, Front Al Nusra pecah kongsi dan mengganti nama menjadi Front Fatah Al Sham. Mereka mengklaim hanya punya “tujuan lokal” bukan khilafah global seperti Al Qaeda, demikian dikutip NDTV.

Namun, setahun kemudian, Front Fatah Al Sham ini bubar dan berubah nama menjadi Hayat Tahrir Al Sham.

Pada 8 Desember lalu, HTS berhasil menggulingkan rezim Presiden Assad yang sudah berkuasa di Suriah selama 50 tahun. Tindakan ini berhasil dilakukan usai mereka menguasai ibu Kota Damaskus.

Usai menggulingkan rezim Assad, mereka pun mengganti bendera Suriah yang semula bercorak tiga persegi panjang berwarna merah, putih, dan hitam yang dihiasi dua bintang berwarna merah di bagian tengahnya dengan bendera bercorak tiga persegi panjang berwarna hijau, putih, dan hitam dengan tiga bintang hijau di tengahnya.

(gas/rds/bac)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241216132048-106-1177889/kemlu-ri-buka-suara-soal-dugaan-ada-wni-gabung-milisi-hts-suriah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *