Kenapa Februari Lebih Singkat dari Bulan Lainnya?

Berita, Teknologi1 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Februari menjadi bulan yang paling singkat dibanding 11 bulan lainnya, karena hanya terdiri dari 28 hari dan setiap tahun kabisat menjadi 29 hari. Sementara, bulan-bulan lainnya memiliki 30 atau 31 hari.

Lantas, kenapa Februari lebih singkat dari bulan lainnya?

Alasan Februari lebih singkat dari bulan lainnya berkaitan dengan sejarah panjang manusia mengukur dan membagi tahun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bumi membutuhkan 365 hari dan hanya kurang dari enam jam untuk mengelilingi Matahari. Pembagian tersebut menghasilkan 12 bulan yang digunakan untuk mengukur waktu, meski pembagiannya tidak melulu seperti itu.

Helen Parish, profesor sejarah di Universitas Reading, mengatakan bahwa dalam kalender romawi pertama hanya terdapat 10 bulan. Kalender itu dibentuk oleh tahun pertanian, jadi dimulai saat musim semi pada bulan Maret dan berakhir 304 hari kemudian pada bulan Desember.

Tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan di ladang selama dua bulan musim dingin, dan sisa hari dalam setahun tidak dihitung dalam kalender.

Kemudian, pada 731 SM Numa Pompilius, raja kedua Roma, memutuskan untuk menyelaraskan kalender dengan fase Bulan. Terdapat 12 siklus bulan setiap tahunnya, sehingga kalender dibagi menjadi 12 bulan.

Januari dan Februari ditambahkan dan tahun kalender baru berlangsung 355 hari.

“Bangsa Romawi percaya bahwa angka genap adalah angka sial, sehingga panjang bulan dalam kalender Pompilius bergantian antara 29 atau 31 hari. Namun, panjangnya tahun kalender berarti bahwa bulan terakhir – Februari – hanya menyisakan 28 hari,” kata Helen, dalam tulisannya di The Conversation.

Di Roma, Februari dikaitkan dengan ritual penyucian, atau februum. Selama festival lupercalia, upacara pemurnian berlangsung untuk mempersiapkan bangunan dan orang-orang untuk pesta dan pengorbanan festival.

Selama festival feralia, makanan dan hadiah dibawa ke kuburan, untuk menghormati orang mati dan membuat mereka bahagia sehingga mereka tidak akan bangkit dan menghantui yang hidup.

Kendati begitu, satu tahun kalender yang berlangsung selama 355 hari menimbulkan masalah. Pasalnya, Bumi membutuhkan waktu lebih lama dari 355 hari untuk mengelilingi Matahari, seiring bergantinya tahun, bulan dan musim mulai tidak selaras.

“Hal ini menjadikan satu bulan ekstra yang biasa disebut Marcedonius ditambahkan ke kalender sebelum awal Maret,” jelas dia.

Marcedonius tidak digunakan setiap tahun dan hanya ditambahkan setiap kali diperlukan untuk menyelaraskan kembali bulan dan musim. Penambahannya sekitar 27 atau 28 hari, menciptakan tahun yang berlangsung lebih panjang yaitu selama 377 atau 378 hari.

Kalender Julian

Kalender baru lainnya mencoba memperbaiki masalah ini. Dalam Kalender Julian, yang diambil dari nama Julius Caesar dan berasal dari tahun 45 SM, satu tahun terdiri dari 365 hari.

Helen menjelaskan tidak ada sepuluh hari tambahan yang ditambahkan ke bulan Februari. Ada 12 bulan, yang masing-masing memiliki panjang yang sama dengan kalender kita. Agar kalender tetap akurat, satu hari ekstra ditambahkan pada bulan Februari setiap empat tahun sekali atau yang dikenal sebagai tahun kabisat.

“Namun, satu hari ekstra setiap empat tahun sebenarnya terlalu berlebihan untuk mengoreksi perbedaan antara 365 hari dalam setahun dengan 365 hari yang hanya kurang dari seperempat hari saat Bumi mengorbit Matahari,” kata Helen.

“Pada pertengahan abad ke-16, kalender Julian tidak selaras dengan musim dan siklus tahun sebanyak sepuluh hari,” imbuhnya.

Hal ini mendorong terciptanya kalender lain. Kalender Gregorian diperkenalkan pada tahun 1582, dinamai menurut nama Paus Gregorius XIII, dan masih digunakan sampai sekarang.

Dalam kalender Gregorian, tidak ada tahun abad yang bisa menjadi tahun kabisat kecuali jika tepat dibagi 400 – jadi tahun 2000 adalah tahun kabisat, dengan satu hari ekstra di bulan Februari, tetapi bukan tahun 1900. Hal ini mencegah masalah yang disebabkan oleh kalender Julian.

Kendati begitu, kesalahan sepuluh hari dalam kalender Julian masih perlu dikoreksi. Pada tahun 1582, sepuluh hari dihilangkan dari kalender di negara-negara yang mengadopsi kalender Gregorian. Ini berarti bahwa hari setelah tanggal 4 Oktober adalah 15 Oktober – dan tanggal-tanggal di antaranya tidak pernah ada.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250131183105-199-1193303/kenapa-februari-lebih-singkat-dari-bulan-lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *