Kenapa Trump Ngotot Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania?

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan rencana untuk merelokasi warga di Jalur Gaza, Palestina, ke Mesir dan Yordania.

Wacana itu ia ungkapkan sejak pekan lalu, usai berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II.

“Saya berkata kepada Raja Abdullah bahwa saya ingin Anda menampung lebih banyak (pengungsi), karena saya melihat situasi di Jalur Gaza sekarang sangat berantakan,” kata Trump dalam pernyataan di pesawat Air Force One.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Trump juga mengaku akan bicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengenai kemungkinan tersebut.

Mesir dan Yordania telah menolak tegas usulan Trump usai orang nomor satu AS itu mendiskusikannya dengan mereka.

Mesir menyatakan penggusuran rakyat Palestina “dari tanah mereka adalah ketidakadilan yang tidak dapat kami lakukan.”

Raja Yordania Abdullah II juga secara terpisah menegaskan posisi negaranya yang ingin agar warga Palestina tetap bertahan di tanah mereka sendiri.

Selain Mesir dan Yordania, Otoritas Palestina juga menolak rencana pemindahan warganya ke negara mana pun. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan pihaknya tak menerima proyek apa pun “yang bertujuan mengusir rakyat kami dari Jalur Gaza.”

Milisi Hamas selaku pihak yang mendominasi Gaza juga telah menolak keras wacana Trump dengan bersumpah akan menggagalkan rencana pemindahan itu, sebagaimana mereka selalu menggagalkan rencana serupa di masa lalu.

Meski telah mendapat penolakan, Trump pada Kamis (30/1) menyatakan dirinya percaya Mesir dan Yordania akan menerima usulannya untuk menyediakan rumah bagi warga Gaza.

READ  Presiden Turkmenistan Disebut Gratiskan Gas dan Listrik, Benarkah?

“Mereka akan melakukannya. Kami melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya,” ucap Trump.

Kenapa Trump ngotot pindahkan warga Gaza ke Mesir dan Yordania?

Trump mengatakan kondisi di Jalur Gaza saat ini “sangat berantakan” sehingga tidak layak dihuni warga Palestina. Ia ingin “membersihkan” Gaza dari kerusakan akibat perang belakangan serta dari konflik yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Menurut sejumlah analis, Trump tidak benar-benar bermaksud memindahkan warga Gaza ke tempat yang lebih aman seperti yang dia katakan. Para analis melihat Trump justru ingin melakukan pembersihan etnis.

Kepala program Palestina/Israel di Arab Center Washington DC, Yousef Munayyer, mengatakan gagasan pembersihan etnis Gaza semacam ini bukan hal baru. Wacana ini sudah beredar sejak perang pecah pada Oktober 2023.

Ia pun mengatakan Trump “keterlaluan” karena wacananya melanggar semua norma dan hak-hak dasar. Meski begitu, dia tak ingin ambil pusing usulan Trump.

“Trump mengatakan segala macam hal. Terkadang, itu adalah hal-hal yang serius. Terkadang, itu adalah hal-hal yang tidak dia anggap serius. Terkadang, itu adalah hal-hal yang dia dengar dalam percakapan yang dia lakukan lima menit yang lalu,” ucap Munayyer.

Munayyer juga memberikan pandangannya soal penolakan yang dilakukan Mesir dan Yordania. Ia berujar penolakan itu tak cuma perihal Palestina yang mesti mendiami tanahnya sendiri, tetapi juga terkait dengan keamanan nasional kedua negara.

“Ini juga mengenai masalah keamanan nasional mereka sendiri, masalah keamanan nasional eksistensial yang benar-benar tidak dapat diminimalisasi dalam diskusi ini,” ujarnya.

Munayyer sendiri menekankan jika ingin Gaza dibersihkan dari kerusakan, hal itu membutuhkan kemauan politik dan gencatan senjata permanen, bukan pengungsian penduduk.

READ  Pendukung Paslon di Seram Bagian Timur Rusak Kantor KPU, 2 Polisi Luka

“Jika Anda ingin benar-benar memulai rekonstruksi dan menyediakan perumahan sementara serta tempat berlindung dan utilitas kepada masyarakat Gaza saat rekonstruksi berlangsung, itu tidak sama seperti pergi ke Mars,” katanya.

(blq/dna)


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250201234651-120-1193569/kenapa-trump-ngotot-relokasi-warga-gaza-ke-mesir-dan-yordania

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *