Kepala BPOM Temui Kapolri Bahas Penindakan Mafia Obat hingga Kosmetik

Berita, Nasional43 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Jakarta, CNN Indonesia

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membahas penindakan terhadap mafia obat hingga kosmetik.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Mabes Polri, pada Jumat (10/1), Ikrar mengatakan pihaknya secara khusus membahas pengawasan dan perlindungan distribusi obat dan makanan di Tanah Air.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita pahami bahwa kontribusi obat dan makanan di Indonesia itu cukup besar, hampir 400 miliar USD yang cakupannya sangat luas mulai dari obat, makanan, minuman dan seterusnya,” ujarnya kepada wartawan.

Ia menjelaskan selama ini banyak aksi kejahatan terkait makanan dan obat yang kerap terjadi baik secara daring maupun luring. Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya hendak menggandeng Polri untuk ikut melakukan pengawasan hingga penindakan.

“Itu membutuhkan sinergi dengan Polri. Baik itu kejahatan perdagangan obat makanan dan sebagainya secara online maupun offline, serta pangan ilegal dan seterusnya, itu sangat besar,” jelasnya.

Ia mengatakan kerja sama itu juga dibutuhkan lantaran jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari BPOM sangatlah terbatas hanya berjumlah 600 orang. Karenanya Ikrar menilai tidak mungkin melakukan pengawasan dan penindakan secara mandiri di seluruh wilayah Indonesia.

“Dengan konteks itulah BPOM berkomitmen menuntaskan berbagai macam mafia yang terjadi di Indonesia, yang berhubungan dengan tupoksi kami,” tuturnya.

Sementara itu, Kapolri mengatakan pihaknya juga sepakat untuk memperkuat sinergitas dengan BPOM dalam rangka pengawasan dan perlindungan masyarakat di bidang obat, makanan, minuman, dan kosmetik.

Sigit berharap dengan adanya kerjasama yang semakin aktif juga dapat mendorong pertumbuhan industri obat serta menurunkan harga di masyarakat.

Ia juga menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menindak para mafia obat hingga kosmetik yang selama ini masih bebas di Indonesia.

“Khususnya untuk menjaga agar kualitas baik makanan dan obat-obatan serta minuman ini betul-betul bisa terus terjaga,” tuturnya.

(tfq/rds)


[Gambas:Video CNN]





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *