Kita Lawan yang Merusak Demokrasi dan Konstitusi

Berita, Nasional3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60




Jakarta, CNN Indonesia

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti fenomena kemunduran demokrasi yang terjadi secara global. Namun di tengah tren global tersebut, ia optimistis Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mampu menjaga komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi.

“Banyak pertanyaan, saat ini di seluruh dunia ada kemunduran demokrasi. Set back, regression of democracy around the globe,” ungkap SBY
dalam acara bedah buku “Standing Firm for Indonesia’s Democracy” di KBRI Tokyo, Jepang, (7/3).

SBY, yang menjabat Presiden RI selama dua periode (2004-2014) ini menyoroti bahwa negara-negara besar yang sering mengklaim diri sebagai “champions of democracy” pun tidak kebal dari fenomena ini.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Negara-negara besar yang konon dianggap sebagai champions of democracy, negara-negara yang lecturing us, menguliahi kita, dalam kenyataannya, negara-negara itu tidak imun dari kemunduran-kemunduran dalam demokrasi mereka,” jelasnya.





SBY menekankan pentingnya semua pihak turut menjaga nilai-nilai demokrasi.

“Kalau kita bicara demokrasi kita, mari kita jaga, fight for democracy, fight against segala sesuatu yang merusak demokrasi, yang merusak konstitusi, yang merusak kerangka bernegara, yang merusak adanya checks and balances,” tegasnya.

SBY juga menekankan perannya sebagai mantan presiden dalam mendukung pemerintahan saat ini. Menurutnya, sebagai mantan presiden, ia wajib mendukung presiden-presiden yang menggantikan posisinya.

“Sebagai orang tua, sebagai former leader, tentu saya wajib mendukung pemimpin-pemimpin setelah saya, termasuk sekarang Presiden Prabowo. I should be part of the solution, I should be part of progress,” ungkap dia.

READ  Dua Gol Ronaldo Dianulir, Al Nassr Susah Payah Kalahkan Tim Juru Kunci

SBY mengungkapkan bahwa ia selalu berkomunikasi dengan Prabowo terkait tantangan-tantangan saat ini. Menurutnya Prabowo harus bisa meningkatkan komunikasi dengan pihak-pihak yang mengkritik kebijakannya.

“Saya sudah sampaikan kepada Presiden Prabowo beberapa saat yang lalu pentingnya meningkatkan komunikasi yang genuine antara istana dengan mereka yang menyampaikan kritiknya, dan Pak Prabowo mengatakan, ‘Kami terus meningkatkan kualitas komunikasi’,” jelasnya.

SBY juga tetap optimistis terhadap masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.

“Saya yakin pemerintah ini bisa, Presiden Prabowo bisa. Masih ada resources yang dimiliki, political resources and economic resources, to overcome the situation,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, SBY juga berbagi pengalaman pribadinya sejak masa muda sebagai prajurit TNI yang telah menghargai kebebasan berekspresi.

“Waktu saya masih sangat muda, we love democracy. Kalau yang disampaikan mahasiswa itu ekspresi dari freedom of speech, mengapa kita menjadi gusar?”

My thesis sejak itu: freedom of speech apabila digunakan secara tepat, itu hak, we have to respect it,” tambahnya.

Wahyu Prasetiawan, salah satu editor buku tersebut, menjelaskan mengapa judul “Standing Firm for Indonesia’s Democracy” dipilih.

“Yang paling menonjol adalah bagaimana SBY menjaga demokrasi di Indonesia. Sebagai presiden dengan kekuasaan yang begitu tinggi, sebetulnya Pak SBY bisa melakukan hal sebaliknya, tapi itu tidak dilakukan,” ungkap Wahyu.

Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Ahmadi, dalam sambutannya menyoroti tema buku yang sangat relevan.

“SBY adalah presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia dan juga setelah memasuki program reformasi, sehingga konsolidasi demokrasi pada waktu itu sangat penting, timely pada saat sekarang ini,” ujarnya.

(dmi/dmi)


READ  Kurma Tunisia Buat Takjil Ramadan Diskon 20% di Transmart

[Gambas:Video CNN]





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *