Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Koalisi 335 lembaga non-pemerintah (non-governmental organisation) menyerukan agar negara berkembang menolak tawaran dana iklim sebesar US$250 miliar dari negara maju.
Menurut koalisi tawaran yang bahkan kurang dari seperlima tuntutan negara berkembang ini adalah “tawaran yang sangat-sangat buruk karena kengototan negara maju.”
Seruan ini disampaikan Sabtu (23/11) dini hari, setelah agenda COP29 di Baku, Azerbaijan diperpanjang karena alotnya perundingan. Negara berkembang, termasuk Indonesia yang menjadi anggota Blok G77, menuntut anggaran iklim sebesar US$1,3 triliun untuk mengongkosi proyek adaptasi perubahan iklim dalam upaya mempertahankan suhu bumi tetap di bawah 1,5 derajat selsius.
“Kelompok masyarakat sipil dan anggota yang hadir di COP29, bersama koalisi masyarakat sipil global di belakang kami, dengan sepenuh hati mendukung Anda menolak teks negosiasi saat ini. Tidak ada kesepakatan di Baku lebih baik daripada kesepakatan yang jelek,” demikian bunyi pernyataan tersebut, Sabtu (23/11).
Pernyataan diserahkan langsung kepada Blok G77+China, melalui Ketua Blok, diplomat Uganda, Adonia Ayebare, di arena COP29.
Tasneem Essop, Direktur Eksekutif Climate Action Network; Asad Rehman, Direktur Eksekutif War on Want; serta koordinator COP29 Climate Justice Coalition menyerahkan seruan ini atas nama NGO di Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Kanada, Jepang, dan negara-negara maju lainnya dari 156 organisasi.
“Jika COP ini berakhir dengan hasil yang lemah atau bahkan tidak ada kesepatan sama sekali, maka negara-negara maju harus jadi pihak yang disalahkan,” tulis pernyataan itu.
COP29 diperpanjang hingga akhir pekan dan pada Sabtu (23/11) siang dijadwalkan akan kembali membuka sidang utama. Fokus negosiasi adalah mempertemukan tuntutan negara berkembang dan kesediaan negara maju soal dana iklim sampai dengan 10 tahun ke depan.
Sebelumnya, konferensi iklim tahunan COP29 di Baku, Azerbaijan diperpanjang imbas tawaran dana iklim dari negara maju dianggap terlalu kecil.
Setelah dua pekan menunggu, negara berkembang akhirnya mendapat tawaran anggaran perubahan iklim dari negara maju senilai US$250 miliar tahun yang akan dibayarkan hingga 2035.
Namun begitu, nilai tersebut belum diterima oleh peserta konferensi. Oleh karena itu, COP29 dilanjutkan mesti sudah lewat jadwal akhir konferensi.
Tawaran ini merupakan jawaban dari tuntutan negara berkembang agar target dana baru untuk proyek iklim ditambah dengan drastis sebesar US$1,3 triliun. Tujuannya agar memungkinkan negara berkembang melakukan proyek-proyek ambisius guna mencegah suhu bumi makin naik melebihi 1,5 derajat selsius.
Laporan ini ditulis oleh Dewi Safitri yang meliput COP29 dari Baku, Azerbaijan dengan fellowship dari EJN dan Stanley Center for Peace and Security.
(dsf/dmi)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20241123130620-641-1169845/koalisi-desak-negara-berkembang-tolak-tawaran-dana-iklim-negara-maju