Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Amerika Serikat bahwa perdamaian di Eropa dengan Rusia tidak boleh mengorbankan “penyerahan” Ukraina.
Hal itu dikatakan Macron saat bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Senin (24/2) kala negara Eropa cemas soal AS yang mulai berpaling dari Ukraina dan Eropa dan mendekatkan diri pada Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Perdamaian ini tidak boleh berarti penyerahan Ukraina,” tegas Macron dalam konferensi pers bersama Trump.
Bertemu di Gedung Putih pada peringatan tiga tahun invasi Rusia, Macron dan Trump fokus membicarakan masalah keamanan di Eropa, terutama terkait masa depan Ukraina yang masih diinvasi Moskow. Salah satu yang menjadi bahasan adalah soal pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina.
Macron mengakui bahwa Trump memiliki “alasan yang masuk akal” untuk kembali menjalin komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan Washington terhadap setiap pasukan penjaga perdamaian Eropa yang dikirim ke Ukraina.
Presiden Prancis itu juga mengatakan akan bekerja sama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk menyusun proposal pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika kesepakatan tercapai.
“Setelah berbicara dengan Presiden Trump, saya sepenuhnya yakin ada jalan ke depan,” ujar Macron seperti dikutip AFP.
Macron mengeklaim pembicaraannya dengan Trump memiliki kemajuan soal gagasan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. Meski begitu, ia menegaskan bahwa jaminan keamanan dari AS untuk Kyiv tetap diperlukan.
Pembicaraan ini berlangsung di tengah seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar perdamaian tercapai “tahun ini,” saat ia bertemu para pemimpin Eropa di Kyiv. Sementara itu, kekhawatiran semakin meningkat di Eropa bahwa Trump tengah condong ke posisi Rusia.
Sementara itu, Trump merasa yakin bahwa ia bisa mengakhiri perang Rusia vs Ukraina. Alih-alih “menenangkan” para sekutunya di Eropa soal sikapnya yang mulai condong ke Rusia, Trump malah membahas harapannya agar Ukraina buru-buru meneken kesepakatan yang memberikan AS keuntungan dan akses mengelola tanah jarang, sumber daya mineral langka di Ukraina.
Di depan Macron, Trump malah berharap Zelensky akan segera datang ke Gedung Putih dalam 2-3 minggu ke depan untuk meneken perjanjian soal kesepakatan akses ke tanah jarang Ukraina.
“Saya pikir kita bisa mengakhirinya (perang) dalam hitungan minggu-jika kita cerdas. Jika tidak, perang ini akan terus berlanjut,” kata Trump saat bersama Macron.
(rds)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://cnnindonesia.com/internasional/20250225074401-134-1202067/macron-ingatkan-trump-soal-rusia-ukraina-damai-bukan-berarti-menyerah