Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan wilayah Suriah, Dataran Tinggi Golan, menjadi milik Israel usai pemerintahan Bashar Al Assad runtuh dalam perlawanan milisi.
Netanyahu memerintah pasukan Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan. Dia memperkuat pertahanan udara dan mengerahkan Angkatan Darat untuk pertama kali dalam 50 tahun.
Netanyahu juga menyebut perjanjian Negeri Zionis dengan Israel pada 1974 runtuh seiring dengan kejatuhan Assad. Kesepakatan itu berisi untuk memisahkan zona penyangga yang dikuasai Israel dan Suriah.
“Kami tak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan,” ungkap Netanyahu, dikutip Al Jazeera.
Setelah komentar itu, militer Israel mengeluarkan peringatan mendesak ke warga Suriah yang tinggal di sekitar Dataran Tinggi Golan.
Lalu, apakah Dataran Tinggi Golan akan menjadi korban invasi selanjutnya dari pasukan Israel dan ambisi Netanyahu?
Pengerahan pasukan Israel ke wilayah Suriah sontak menimbulkan kekhawatiran banyak pihak terutama warga di negara itu.
Mereka cemas Israel akan berusaha menduduki atau mencaplok Dataran Tinggi Golan dari Suriah, demikian dikutip The Guardian.
Yordania, yang bertetangga dengan Golan, menggambarkan pengerahan pasukan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Kami mengecam fakta bahwa Israel memasuki wilayah Suriah dan menguasai zona penyangga,” kata Menteri Luar Negeri Yordana, Ayman Safadi ke parlemen.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga mengecam tindakan itu sebagai sabotase.
“Perebutan zona penyangga di Dataran Tinggi Golan menegaskan pelanggaran kelanjutan Israel terhadap hukum internasional,” demikian pernyataan Kemlu Saudi.
Assad runtuh, Israel curi kesempatan
Keruntuhan rezim Assad menguntungkan Netanyahu. Suriah di bawah pemerintahan Assad, didukung Iran, dan milisi Lebanon, Hizbullah.
Hizbullah dan Iran merupakan musuh bebuyutan Israel.
“Apa yang terjadi tentu saja menguntungkan Israel dan pemerintah,” kata analis Al Jazeera, Zein Basravi.
“Mereka mendapat apa yang mereka mau selama ini: tetangga yang lebih lemah, sehingga mereka bisa mendorong agenda regional,” imbuh dia.
Suriah sebetulnya sudah lama menjadi target Israel. Selama ini, pasukan Zionis menargetkan pengiriman senjata dan instalasi militer di negara tersebut yang kemungkinan akan dikirim ke Hizbullah.
Tak lama usai rezim Assad jatuh, Israel bahkan buru-buru mengebom gudang senjata karena takut fasilitas ini dipakai milisi.
(isa/bac)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241210172505-120-1175906/mungkinkah-israel-invasi-golan-suriah-usai-rezim-assad-runtuh