Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS per 18 Februari melemah 1,06 persen year to date (ytd) dibandingkan posisi pada akhir Desember 2024.
Namun demikian, depresiasi rupiah, imbuh Perry, lebih baik dibandingkan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia.
“Sedangkan terhadap kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS tetap berada dalam tren menguat,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry memproyeksi nilai tukar rupiah stabil didukung oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Ia menambahkan seluruh instrumen moneter juga akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI) untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS per 18 Februari menguat sebesar 0,15 point to point (ptp) dibandingkan dengan level nilai tukar akhir Januari 2024.
“Perkembangan tersebut sejalan konsistensi kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta didukung oleh aliran masuk modal asing yang masih berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang menarik, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik,” kata Perry.
(pta/fby)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://cnnindonesia.com/ekonomi/20250219171041-78-1200135/nilai-tukar-rupiah-turun-106-persen-sejak-akhir-desember-2024