Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan nyaris 3.000 orang tewas imbas bentrok militer Kongo dengan kelompok pemberontak yang ingin mengambil alih kekuasaan.
Wakil Kepala Misi PBB di Kongo, Vivian van de Perre, melaporkan jumlah korban tewas itu hasil dari beberapa titik.
“Sejauh ini 2.000 jenazah terkumpul dalam beberapa hari terakhir dari Jalan Goma dan 900 jenazah masih di kamar mayat di Rumah Sakit Goma,” kata Perre pada Rabu (5/2), dikutip CNN.
Dia lalu berujar, “Kami menduga angka ini akan terus bertambah.”
Perre juga mengatakan masih banyak jenazah yang membusuk di sejumlah wilayah.
Ribuan warga Kongo tewas usai militer dan kelompok pemberontak Alliance Fleuve Congo (AFC) berkobar di Kota Goma, Kongo Timur, sejak akhir Januari. Kelompok pemberontak itu termasuk March 23 Movement (M23).
Kekerasan di Kongo sebetulnya sudah berlangsung lama karena rebutan kekuasaan dan sumber daya mineral, terutama antara kelompok etnis Hutu dan Tutsi.
Sebagian besar anggota M23 merupakan etnis Tutsi. Mereka cabut dari militer Kongo lebih dari 10 tahun lalu karena merasa pemerintah berkhianat soal perlindungan bagi etnis Tutsi.
M23 dan militer lalu sepakat gencatan senjata pada Senin (3/2). Dengan gencatan ini, masyarakat bisa mengubur korban yang tewas sehingga bisa mencegah penyakit menular.
Meski sudah gencatan, rumah sakit di Kongo kewalahan merawat pasien dan jenazah menumpuk di kamar mayat.
Konflik bersenjata pekan lalu menyebabkan pemadaman listrik dan berdampak ke sistem pendingin di kamar jenazah.
(isa/dna)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250207012215-127-1195503/nyaris-3000-tewas-imbas-bentrok-militer-kongo-vs-pemberontak